Amelia, ungkap Heri, menamatkan stui D3 IPB dengan nilai cumlaude.
Ia kaget mendengar kabar mantan anak didiknya meninggal mengenaskan.
Amelia diduga melawan pembunuhnya
Polres Sukabumi Kota dan Polres Cianjur masih memburu pembunuh Amelia.
Kasatreskrim Polres Cianjur AKP Budi Nuryanto mengatakan pihaknya terus mengumpulkan data dan keterangan di lapangan.
"Sampai malam tadi kami terus berkoordinasi dengan Polres Kota Sukabumi. Sampai kemarin malam belum ada laporan apa pun, tapi kami terus berusaha," ungkap Budi, Rabu (24/7/2019).
Keluarga dan tetangga korban pun masih menunggu kabar dan perkembangan terbaru dari pihak kepolisian.
Banyak tetangga emosional dan mengutuk pelaku yang membunuh Amelia. Mereka cukup mengenal baik Amelia sehingga merasa kehilangannya, Abdulqodir (5) misalnya.
Ia menduga Amelia yang dikenalnya sebagai gadis kuat dan berkarakter, sempat melawan pelakunya.
Terlihat dari hasil visum yang menyebut bahwa Amelia memiliki beberapa luka dalam.
"Saya menduga Amel melawan, saya cukup mengenal baik ia dari kecil," kata Abdulqodir.
Hobi naik gunung
Di lingkungan, warga mengenal Amelia sebagai anak guru ngaji yang mandiri dan punya hobi naik gunung.
Di samping ulet, Amelia mau mengembangkan diri dengan kursus bahasa Inggris di Kampung Inggris Pare, Kediri, ketika libur semester Maret 2017.
Selama kursus di sana Amelia sempat menuliskan testimoninya.
"Testimoni itu juga berlatar Gunung Bromo," kata Lutfi Zainal (37), tetangga Amelia.
Untuk menyalurkan hobinya, Amelia menabung dan membeli sendiri peralatan outdoornya.
"Saya melihat sepatu botnya untuk naik gunung dibeli dengan mengumpulkan uang sendiri," imbuh Lutfi.
Amelia sempat ingin kembali mengunjungi Bromo untuk kedua kalinya tahun ini.
Takdir berkata lain, Amelia kembali ke pangkuan Ilahi lebih cepat dan cita-citanya itu terkubur selamanya. (Tribun Jabar/Kompas.com)