Risma Sebut Sampah di Ibu Kota 'Medeni', Ini Perbandingan Pengelolaan Sampah di Jakarta dan Surabaya

Penulis: Wahyu Aji Tribun Jakarta
Editor: Erik Sinaga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pemulung mengais sampah yang masih memiliki nilai ekonimis di TPST Bantargebang, Bekasi.

Jumlah PPSU berkisar antara 40-70 petugas per kelurahan.

Bermodalkan alat-alat sederhana berupa sapu, serokan, dan cangkul, pasukan oranye telah ramai menghiasi media karena jasanya yang membersihkan setiap jengkal kota Jakarta.

5. Tempat pembuangan

Setiap hari, sebanyak 7.000 ton sampah Jakarta berakhir di tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi.

Namun, kini TPST itu hanya cukup menampung 10 juta ton sampah lagi dari kapasitas maksimal 49 juta ton.

Sehingga diprediksi pada tahun 2021, TPST Bantargebang tidak bisa digunakan lagi.

Sementara itu, kota Surabaya mengandalkan tempat pembuangan akhir (TPA) Benowo untuk membuang sampah harian sebesar 1.000 hingga 2.000 ton per hari.

TPA Benowo kini sudah dilengkapi teknologi yang mampu mengubah sampah menjadi energi listrik sebesar 2 Mega Watt.

6. Produksi listrik dari sampah

Surabaya dikabarkan akan menjadi kota pertama yang mengoperasikan pembangkit listrik berbasis biomassa dari volume sampah sebesar 1.500 ton/hari dengan daya listrik hingga 10 Mega Watt (MW) per hari pada bulan November nanti.

Sementara itu, DKI Jakarta direncakanan memiliki PLTSa dengan daya listrik sebesar 38 MW dan nilai investasi sebanyak 345,8 juta dollar AS.

Namun, PLTSa di kota Jakarta baru direncanakan akan rampung pada tahun 2022 nanti. (KOMPAS.com/Anastasia Aulia)

Berita Terkini