"Dia memasak ketupat dan hidangan lain, berharap anak-anaknya itu pulang dari merantau," ujar Sihad.
Mantan ketua RT itu juga sempat menceritakan, jika Misem selalu membersihkan kamar-kamar kosong yang ada di rumahnya.
Hal itu dilakukan Misem karena masih berharap anak-anaknya yang ia anggap merantau bisa pulang dan berkumpul kembali.
Tetapi penantian dan harapan itu hanyalah sia-sia belaka.
Sebab, anak-anak dan cucunya yang dia anggap selama ini pergi merantau, nyatanya telah dikubur di belakang rumahnya sendiri.
Hampir selama 5 tahun sejak kejadian pembunuhan itu, Misem sama sekali tidak menduga jika Supratno (anak pertamanya), Sugiyono (anak ketiga), Heri (anak kelima) dan Pipin (cucu perempuannya) telah meninggal dunia.
Misem sama sekali tidak menyangka anak-anak dan cucunya telah dihabisi oleh Saminah (anak kedua) beserta Irvan, Putra dan Sania (cucunya).
Namun menurut Sujoko, Kepala Dusun 2 Desa Pasinggangan, Kecamatan Banyumas mengungkapkan jika Misem masih memiliki satu orang anak bernama Edi Pranoto (Edi).
Edi yang merupakan anak keempat, memang tidak tinggal bersama Misem.
Edi memilih tinggal sendiri di Desa Kaliori, Kecamatan Kalibagor, Banyumas.
"Mbah Misem itu masih punya anak satu lagi.
Tetapi dia memang sudah tidak tinggal bersama Misem, karena memilih tinggal bersama Istri dan mertuanya di Desa Kaliori, Kecamatan Kalibagor," ujar Sujoko.
(Sumber: TribunJakarta/TribunJateng)