Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Elga Hikari Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, TAMANSARI - Pedagang di kawasan bisnis Jalan Gajah Mada, Hayam Wuruk dan Gunung Sahari menolak perluasan ganjil genap.
Pasalnya, menurut pedagang, dampak perluasan ganjil genap di ketiga ruas jalan tersebut membuat omzet mereka menurun drastis.
Hal tersebut disampaikan para pedagang saat menggelar pertemuan di Pasar Hayam Wuruk Indah (HWI) Lindeteves, Glodok, Jakarta Barat.
"Dagang sekarang aja sudah sepi, apalagi ada ganjil-genap yang ada malah makin sepi. Baru sosialisasi aja omzet kami udah menurun sekitar 50%, apalagi nanti pas sudah diberlakukan," ujar Robby, pedagang di kawasan Glodok, Sabtu (31/8/2019).
Robby pun mengaku serba salah dengan adanya perluasan ini.
Disatu sisi, ia harus tetap menggaji beberapa karyawannya, namun hal tersebut tak tertutupi bila omzetnya terus menurun.
"Kami operasional jalan terus, gaji karyawan jalan terus, tapi kalau omzetnya turun terus bagaimana, yang ada kita bangkrut," katanya.
Karenanya, ia mendesak Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mendesak peluasan ganjil genap di tiga ruas jalan tersebut dihapuskan.
"Kalau mau yang terkena perluasan yang jalan protokol aja, jangan jalan yang di pusat perdagangan karena kasihan pedagang omzetnya jadi menurun karena pembeli pada takut kesini," ujarnya.
Diketahui, sosialisasi perluasan ganjil-genap dimulai pada 12 Agustus 2019 dan akan berakhir pada 6 September 2019.
Adapun penerapan sanksi bagi pelanggar ganjil-genap akan dimulai pada 9 September 2019.
Pedagang di Glodok Khawatir Kebijakan Perluasan Ganjil Genap Bikin Bangkrut
Pemprov DKI Jakarta memperluas kawasan ganjil genap di sejumlah ruas jalan.
Saat ini kebijakan tersebut tengah dalam proses uji coba sebelum nantinya akan diresmikan pada 9 September 2019.