Aulia bahkan memberikan uang bayaran senilai Rp 40 juta kepada Rodi.
Kendati demikian, rencana santet itu tak mampu menghabisi nyawa Edi dan Dana.
Oleh karena itu, Aulia langsung beralih ke rencana kedua pembunuhan dengan cara ditembak menggunakan senjata api.
Aulia kembali meminta bantuan Rodi untuk mencarikan senjata api sekaligus pembunuh bayaran.
Rencana kedua itu kembali gagal karena Aulia tak mampu membeli senjata api senilai Rp 50 juta.
Supriyanto Pura-pura Kesurupan
Sementara tersangka Supriyanto sebelumnya bekerja sebagai mekanik mobil.
Ia pernah menyampaikan rencana membakar rumah Edi di Lebak Bulus menggunakan obat nyamuk dan membocorkan saluran bensin di mobil.
Nantinya, jenazah kedua korban akan diletakkan di samping mobil dan obat nyamuk yang telah dinyalakan.
"Bahkan saudara AP yang memberikan ide-ide bagaimana cara membakar."
"Kemudian juga memberi ide bagaimana membocorkan saluran bensin di mobil," ungkap Suyudi.
Suyudi menyebut, Supriyanto bahkan telah mensurvei terlebih dahulu di Apartemen Kalibata City terkait cara membocorkan saluran bensin di mobil.
"Saudara AP saat di Kalibata sempat mensurvei sebuah mobil dari bawah. Tujuannya setelah dibunuh (Edi dan Dana) lalu dibakar dengan komponen obat nyamuk spiral yang dibakar dan digunakan juga bensin dan korek api. Harapannya begitu terbakar dan bisa meledak karena ada bensin yang menetes dari saluran," ujar Suyudi.
Supriyanto hanya terlibat dalam perencanaan pembunuhan.
Ia memilih tak terlibat dalam eksekusi pembunuhan Edi dan Dana karena ketakutan.