Tak Terima Anak Dihukum, Istri Anggota DPRD Ngamuk ke Guru Agama: Marah-marah Sambil Berkata Kotor

Penulis: Rr Dewi Kartika H
Editor: Kurniawati Hasjanah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kasri guru Agama di SDN 4 Desa Anggaraksa, Kecamatan Pringgabaya, Lombok Timur.

TRIBUNJAKARTA.COM - Peristiwa tak menyenangkan menimpa Kasri, guru agama di SDN 4 Desa Anggaraksa, Kecamatan Pringgabaya, Lombok Timur.

Hal tersebut terjadi lantaran Kasri mencoba menasehati AH, anak anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) yang duduk di bangku kelas 5.

TONTON JUGA

Kasri menasihati AH, karena bocah tersebut telah membuat temannya menangis.

Oleh Kasri, anak anggota DPRD tersebut diberi sanksi setrap dengan menggunakan tangan.

"Awal mulanya, saya sedang mengajar untuk melatih hafalan kepada murid-murid saya," ucap Kasri dikutip TribunJakarta.com dari Kompas, Minggu (8/9/2019).

"Suatu ketika ada seorang anak menangis yang melapor karena telah dipukul oleh anak Dewan tersebut, oleh karena itu saya panggil anak Dewan itu untuk memberikan setrap," ungkap Kasri.

Peluk Sang Kakak Usai Ucap Syahadat, Felix Siaw Ungkit Masa Lalu: Dia Orang yang Paling Saya Benci

Kasrih menegaskan sebagai guru agama, ia sudah mempertimbangkan apa hukuman yang telah diberikan kepada anak anggota DPRD tersebut.

"Menurut saya, itu hal yang sudah saya pertimbangkan batas kewajaran saya bagimana mendidik anak dengan memberi sedikit hukuman dengan strap," ungkap Kasri.

Setelah kejadian itu rupanya AH melaporkan Kasrih ke orangtuanya.

Detik-detik Pelaku Pemerkosa Anak Kandung Tewas Ditembak Polisi: Kabur ke Kebun & Acungkan Senpi

TONTON JUGA

Endang Srihartuti, ibu AH sekaligus istri anggota DPRD Lombok Timur tersebut lalu mendatangi sekolah, pada Rabu (4/9/2019).

Ia langsung memaki Kasrih dengan kata-kata kasar.

Tak cuma itu Endang Srihartuti diduga berusaha memukul Kasri.

"Tiba-tiba si ibu Dewan itu marah-marah sambil berkata kotor, menyebut saya anj*ng, lalu memukul saya dan terkena pelipis," tutur Kasri.

Elza Syarief Ngadu Jokowi Karena Dilabrak Nikita Mirzani, Hotman Paris Ketawa: Tak Sekalian ke PBB?

Waktu itu, lanjut Kasri, dia hanya bisa diam saja dan seorang guru mencoba melerai pelaku, dengan menyatakan persoalan itu bisa dibicarakan dengan baik-baik di ruangan kepala sekolah.

"Ada teman melerai kemudian diajak ke ruang kepala sekolah untuk diajak mediasi, namun dia tetap marah-marah, dan tidak terima," ungkap Kasri.

Saat berada di ruanga kepala sekolah, istri anggota DPRD tersebut meminta agar dirinya dipecat dari sekolah, namun kepala sekolah menolaknya.

Sementara itu, Kepala Sekolah SDN 4 Desa Anggaraksa, Sabrul, menyayangkan tindakan istri anggota DPRD tersebut, karena telah melanggar etika.

Dengar Kabar Pemeran Pria Video Vina Garut Wafat, V Bersedih Tak Bisa Melayat Karena Terhalang Ini

"Sebenarnya istri Dewan tersebut tidak harus langsung marah-marah kepada gurunya, kalau di sekolah itu ada etikanya, tidak boleh nyelonong-nyelonong, kita punya tata krama," kata Sabrul.

Dari kesaksian para guru, Sabrul menyebutkan, istri DPRD tersebut langsung menghampiri guru agama itu dan ingin memukulnya.

"Kalau dari kesaksian guru-guru, katanya istri Dewan itu marah-marah karena emosi dan ingin mencakarnya," ungkap Sabrul.

Sebagai istri anggota DPRD, sebut Sabrul, harus menjadi panutan kepada masyarakat, dan tidak boleh berkata kasar.

Ruben Onsu Disebut Jadikan Betrand Peto Tumbal, Paranormal Ini Beberkan Hal Lain: Saling Untung

Saat dikonfirmasi, Mahrus, anggota DPRD Lombok Timur dapil lima, suami dari Endang Srihartuti menyebutkan, kemarahan istrinya itu lantaran melihat kondisi anaknya yang mengalami luka lebam sehingga langsung mendatangi sekolah.

"Iya, istri saya marah-marah karena keberatan anaknya dipukul, tapi kalau dia (istri) yang memukul guru saya tidak tahu," ungkap Mahrus.

Menurut Mahrus, wajar jika anak-anaknya sedikit nakal di sekolah, dan tidak harus dipukul.

"Iya, saya kira wajar kalau nakal-nakal sedikit, namanya juga anak-anak," ungkap Mahrus.

Pernah Bertengkar dengan Andhika di Depan Anak Sampai Pingsan, Ussy Sulistiawaty Tak Sadar: Masa?

 

Viral Guru SD Dianiaya di Depan Murid

Sebuah video penganiayaan seorang guru wanita oleh dua wanita viral di media sosial.

Dari salah satu akun Instagram yang memposting video tersebut, @ndrobeii, tampak guru berbaju putih dipukuli oleh dua wanita.

Awalnya, tampak seorang wanita marah-marah di dalam kelas sambil menunjuk seorang siswa.

Dari video itu terdengar wanita ini marah ke siswa tersebut karena berkelahi dengan anaknya.

Seorang guru yang berada di dalam kelas mencoba melerai.

Namun, tiba-tiba dua wanita yang juga sejak tadi berada di dalam kelas tiba-tiba memukuli guru tersebut.

Dari caption video, peristiwa itu terjadi di SD Pabangiang, Gowa, Sulawesi Selatan.

Saat dihubungi, Kapolres Gowa Akbp Shinto Silitonga mengatakan, peristiwa itu terjadi pada Rabu (4/9/2019).

Dari hasil penyidikan yang dilakukan, dua pengeroyok guru berinisial NV (20) dan APR (17).

Keduanya diketahui merupakan kakak beradik.

Shinto menjelaskan, kejadian itu dilatarbelakangi atas emosi keduanya setelah menerima informasi bahwa adik mereka bertengkar dengan sesama murid di dalam kelas.

"Yang kami sayangkan, informasi pertengkaran antar murid ini direspons secara tidak etis oleh kedua pelaku bersama seorang perempuan lainnya. Mereka mendatangi sekolah dan masuk ke dalam kelas, menjewer murid yang menjadi lawan adik pelaku dan membawanya ke ruang guru. Sehingga menimbulkan keributan baik dalam ruang guru hingga ruang kelas," ujar Akbp Shinto, melalui keterangan resmi yang diterima, Kamis (5/9/2019).

Shinto menyayangkan penyerangan terjadi di depan para siswa.

Setelah mendapatkan laporan, polisi melakukan penyelidikan dan menangkap dua pelaku pengeroyokan tersebut.

Saat ini keduanya sudah ditetapkan sebagai tersangka.

Kedua pelaku dijerat dengan Pasal 170 (1) KUHPidana dengan ancaman pidana minimal 7 tahun penjara.

Ditambahkan Shinto, tidak menutup kemungkinan ada tersangka baru atas kasus itu.

"Tentunya, kami juga tak menutup kemungkinan adanya tambahan tersangka dengan peristiwa yang berbeda dalam satu rangkaian kejadian ini. Sesuai dengan laporan polisi yang diterima nanti," ucap Shinto. (Kompas.com)

Berita Terkini