Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina
TRIBUNJAKARTA.COM, PASAR REBO - Ketua Umum Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) Mukhlas bantah terima sejumlah kucuran dana bayaran untuk mengikuti aksi unjuk rasa di depan Gedung MPR/DPR RI, Jakarta Pusat.
Melihat semangat perjuangan dan semangat reformasi, BEM Unindra mengajak para mahasiswa yang tergabung dalam Unindra, untuk menyuarakan perihal kebenaran dan ketegasan dalam polemik Pemerintahan Indonesia saat ini.
Seruan aksi tuntaskan reformasi gencar disuarakan pihak BEM sejak Senin (23/9/2019). Sejak kemarin juga, sekitar 1.500 mahasiswa Unindra sudah mengikuti aksi unjuk rasa tersebut dengan menggunakan 18 bus atau metro mini.
Kemudian, pada hari ini, Selasa (24/9/2019) jumlah massa semakin bertambah meskipun nama baik kampus mereka sedang tercoreng akibat pemberitaan miring.
Mukhlas mengatakan bahwa kemarin, ia membaca sejumlah media massa dan mengatakan massa dari Unindra adalah massa bayaran.
Ribuan massa ini dijelaskannya diberitakan mendapatkan sejumlah uang untuk turun aksi.
"Sejumlah media tersebut menuliskan itu tanpa konfirmasi ke kami terlebih dahulu. Sementara aksi unjuk rasa ini merupakan aksi murni yang digerakkan dari hati nurani," jelasnya pada TribunJakarta.com, Selasa (24/9/2019).
Ia kembali menegaskan, pemberitaan terkait kucuran dana tersebut merupakan berita bohong atau hoaks.
• Pukul Mundur Massa, Polisi Mulai Tembakan Gas Air Mata di Jembatan Semanggi
• Bocah 5 Tahun Tewas Diperkosa Ibu & Kakaknya di Sukabumi, Pelaku Kerap Inses: Pernah Main Bertiga
• Manfaat Telur Puyuh Bagi Kesehatan, Cegah Penyakit Kronis hingga Meningkatkan Kesehatan Jantung
"Saya akan menuntut secara hukum media-media yang mempublikasikan berita hoaks tersebut," sambungnya.
Bahkan untuk persediaan logistik dan transportasi merupakan dana personal dari masing-masing mahasiswa yang mengikuti unjuk rasa.
Rencananya, para mahasiswa Unindra melalui Mukhlas mengatakan akan tetap menyuarakan dan melakukan aksi unjuk rasa hingga hari berikutnya. Meskipun hari ini massa aksi unjuk rasa sudah dipukul mundur dengan water canon dan gas air mata di depan Gedung MPR/DPR RI.