Kepala BKD DKI Sebut Kepala Disparbud Mundur Bukan Karena Buzzer Rp 5 M Tapi Ingin Jadi Staf di TMII

Penulis: Dionisius Arya Bima Suci
Editor: Suharno
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala Badan Kepegawaian Daerah DKI Jakarta Chaidir, pernah menjadi pengepul besi bekas di awal karirnya, Selasa (2/7/2019).

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci

TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Kurang dari 24 jam, dua orang kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) mengundurkan diri.

Keduanya ialah Kepala Badan Perencanaan Pembangunan (Bappeda) Sri Mahendra Satria Wirawan dan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudaya (Disparbud) Edy Junaidi.

Kuat dugaan pengunduran diri keduanya merupakan buntut dari kisruh anggaran DKI Jakarta tahun 2020.

Pasalnya, sejumlah usulan anggaran yang dinilai janggal menjadi sorotan publik, seperti anggaran influenser senilai Rp 5 miliar, anggaran lem aibon sebesar Rp 83,8 miliar, pengadaan bolpoin senilai Ro 123,8 miliar hingga anggaran Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) yang awalnya dianggarkan sekira Rp 26 miliar.

Buntut dari terkuaknya sejumlah anggaran janggal ini pun kedua orang pejabat Pemprov DKI Jakarta itu langsung melayangkan surat pengunduran diri secara mendadak.

Siapakah Ade Armando yang Unggah Foto Anies Baswedan Menyerupai Joker? Bolak-balik Dipanggil Polisi

Pertama ialah Edy Junaidi, Kepala Disparbud yang sempat menjadi sorotan publik akibat anggaran dana Rp 5 miliar bagi influenser.

Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Chaidir menyebut, Edy mengundurkan diri pada Kamis (31/10/2019) malam.

"Per-tanggal 31 (September), semalam dia mengundurkan diri atas permintaan sendiri," ucapnya, Jumat (1/11/2019).

Meski demikian, ia menyebut, pengunduran diri Edy tidak ada kaitannya dengan anggaran influenser senilai Rp 5 miliar yang sempat menjadi sorotan.

"Tidak ada kaitannya ke situ. Dia mau mengundurkan diri saja," ujarnya saat dikonfirmasi.

Dua Pejabat Pemprov DKI Jakarta Mengundurkan Diri, PSI Sarankan Anies Ubah Gaya Kepemimpinan

Ia pun menyebut, alasan Edy mengundurkan diri lantaran ingin menjadi staf di Anjungan DKI di Taman Mini Indonesia Indah (TMII).

"Dia ingin jadi staf Anjungan DKI di TMII, dia ke sana minatnya," kata Chaidir.

Belum genap 24 jam, keesokan harinya, Kepala Bappeda Sri Mahendra mengikuti langkah Edy Junaidi mengundurkan diri.

Ia menyebut, keputusannya ini lantaran tidak puas dengan kinerjanya menyusun anggaran DKI Jakarta untuk tahun 2020.

"Bapak ibu sekalian, seperti kita ketahui situasi dan kondisi saat ini yang membutuhkan kinerja Bappeda yang lebih baik lagi, saya mengajukan permohonan untuk mengundurkan diri," tutur Mahendra.

Dengan pengunduran dirinya ini, Mahendra berharap penggantinya bisa meningkatkan kinerja Bappeda kedepannya.

"Harapan saya agar akselerasi Bappeda dapat lebih ditingkatkan lagi," ujarnya dalam konferensi pers di Balai Kota, Gambir, Jakarta Pusat.

Pengertian E-budgeting APBD DKI Jakarta, Tak Boleh Asal Masukan Anggaran, Harus Sesuai Kebutuhan

Setelah melepas jabatannya ini, Mahendra pun akan menduduki posisi sebagai widyaiswara.

Widyaiswara ini sendiri merupakan apartur sipil negara (ASN) yang diangkat sebagai pejabat fungsional oleh pejabat yang berwenang.

Adapun tugas, wewenang, dan tanggungjawabnya untuk mendidik, mengajar, dan/atau melatih ASN pada lembaga pendidikan dan pelatihan (Diklat) pemerintah.

"Pak Mehendra akan kembali menjadi widyaiswara, seperti posisi beliau sebelumnya," ucap Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Jumat (1/11/2019). (*)

Berita Terkini