Kisah Irlan, Jualan Kerupuk dan Pempek Keliling Bekasi Hingga Jakarta Timur Demi Berangkat Umrah

Penulis: Nur Indah Farrah Audina
Editor: Suharno
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Irlan, penjual krupuk di Terminal Pulogadung dan di Jalan Jatiwaringin, Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (23/11/2019)

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina

TRIBUNJAKARTA.COM, PONDOK GEDE - Demi kumpulkan uang untuk biaya umrah, Irlan (61) berjualan krupuk di Bekasi dan Jakarta Timur.

Di usianya yang senja, Irlan tercatat sudah memiliki empat orang anak dan tiga diantaranya tinggal di kota kelahirannya, Palembang, Sumatera Selatan.

Sedangkan anak bungsunya yang belum menikah kini tinggal di daerah Kranggan, Bekasi, Jawa Barat.

Sedari kecil hingga berumur 60 tahun, sebenarnya Irlan tinggal dan menetap di Palembang sambil berjualan pempek, makanan khas Palembang.

Namun, pada satu tahun lalu ia dan istrinya, Rustini memutuskan untuk tinggal bersama anak bungsunya yang bernama Marleni.

"Anak saya itu kerja di Jakarta dan di sini mengontrak. Sejak setahun lalu saya tinggal bareng dia dan cari uang tambahan biaya kontrakannya," katanya di Pondok Gede, Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (23/11/2019).

Rencana Curi Baju Pujaan Hati di Rumahnya, Murid SMK Ini Berubah Niat saat Lihat Pisau di Dapur

Berbekal keahlian membuat pempek khas Palembang, Irlan dan Rustini tak ingin membuang banyak waktu.

Selepas kedatangannya, Irlan menceritakan jika dia bersama anak dan istrinya segera berbelanja bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat pempek.

Selanjutnya, pempek tersebut dijualnya keliling di sekitaran kontrakan Marleni.

"Pas baru datang ke Jakarta, saya sama istri jualan pempek keliling aja. Kita berdua keliling pokoknya. Alhamdulillah sehari itu Rp 75-100 ribu pasti dapat dan seringnya pempek yang dijual habis," sambungnya.

Ketika berjualan pempek hampir menginjak satu tahun, Irlan yang berkeinginan bisa berkunjung ke tanah suci sebelum tutup usia akhirnya berpikir untuk melakukan usaha yang berbeda.

Sampai akhirnya, ia berbincang bersama para tetangganya dan mendapatkan informasi terkait penjualan krupuk.

Irlan pun semakin tertarik karena untung yang lebih menjanjikan ketimbang berjualan pempek.

Akhirnya pada Kamis (21/11/2019) lalu, ia memutuskan berjualan krupuk di Terminal Pulogadung, Jakarta Timur.

"Akhirnya saya jualan krupuk, opak dan kemplang bakar sedangkan Ibu masih terusin jualan pempek."

"Berhubung rumah anak ada di Bekasi, saya pilih jualan di Terminal Pulogadung aja."

"Jadi dari sini naik metro trans aja sekali," ungkapnya.

Untuk tiap krupuk yang dijual Irlan ia beli langsung dari pabriknya di kawasan Kalimalang dan dijual kembali dengan harga Rp 5-10 ribu.

"Alhamdulillah saya jualan Kamis, hari Jumatnya sudah habis. Ini makanya sekarang saya beli lagi buat jualan besok juga di Terminal Pulogadung," jelasnya.

"Satu kantung plastik besar seperti ini saya beli dengan harga Rp 200 ribu. Nanti kalau habis, saya bisa dapat hampir Rp 400 ribu," sambungnya.

Samsat Jakarta Barat Imbau Masyarakat Manfaatkan Bulan Keringanan Pajak: Jangan di Hari Terkahir

Jualan Di Jalan Jatiwaringin

Demi mewujudkan niatnya untuk beribadah umrah, Irlan semakin giat berjualan krupuk.

Keuntungan yang jauh lebih besar, membuatnya semakin semangat mencari rupiah untuk dikumpulkan.

Seperti hari ini, usai belanja krupuk di Kalimalang, Irlan enggan menggunakan angkutan umum ketika hendak pulang ke kontrakan anaknya.

Ia lebih memilih berjalan kaki hingga Atrium Pondok Gede, sembari menjajakan dagangannya dan menghemat ongkosnya.

"Ini sengaja jalan. Lumayan laku satu dua krupuk. Ya tapi enggak dipaksakan banget. Kalau sudah capek saya naik angkot sampai kontrakan. Biasanya dari depan Mal Pondok Gede itu saya naik angkot," katanya.

Nantinya dari hasil penjualan krupuk, ia akan sisihkan untuk biaya umrah.

"Kan lumayan laku satu dua buah juga. Karena lebih cepat abis, semakin sering saya kumpulkan uang. Sebab ketika habis semua, saya sisihkan Rp 30-50 ribu untuk biaya umrah," lanjutnya.

Ingat Anak dan Cucu

Kendati ingin sekali berkunjung ke tanah suci, Irlan tak ingin mengesampingkan kebutuhan anak dan cucunya.

Keadaan ekonomi anak-anaknya yang sederhana juga ia pikirkan.

Oleh sebab itu, tak jarang uang hasil jualan krupuknya juga ia sisihkan untuk anak dan cucunya di kampung.

"Sebenarnya bisa saja kumpulkan lebih dari itu, tapi kan kita bantu anak dan cucu juga. Ya kita ngertiin keadaan mereka juga."

"Kalau yang kecil saya bantu tambahan biaya kontrakan, yang dikampung juga saya kirimkan walaupun mereka semua enggak ada yang minta," katanya.

Selain itu, Irlan juga berpesan agar tak lupa untuk berbagi terhadap sesama terutama mereka yang membutuhkan.

Sebab dengan berbagi, rezekinya selama ini terasa lancar.

"Yang penting jangan lupa berbagi. Punya impian umrah boleh. Niat dan usahanya kan sudah, kalau memang belum waktunya ya enggak apa-apa. Asalkan tetap bisa saling berbagi," tandasnya. (*)

Berita Terkini