TRIBUNJAKARTA.COM - Beberapa pedagang atribut reuni akbar 212 mengeluh, soal omzet penjualan atribut reuni 212 menurun drastis.
Diketahui, pedagang atribut reuni 212 berjualan di trotoar di sekitar kawasan Monumen Nasional (Monas), sejak subuh hari.
Terkait pedagang atribut 212 mengeluh omzet menurun, diungkapkan dua pedagang atribut reuni 212 di Monas, Yudi dan Ramdan.
Dilansir dari Wartakotalive di sekitar kawasan Monas, Jakarta Pusat sederet trotoar digunakan pedagang untuk membuka lapaknya.
• Reuni Akbar Mujahid 212 di Monas Menghasilkan 29,5 Ton Sampah
Mayoritas pedagang berjualan atribut kegiatan berupa baju, syal, bendera, ikat kepala dan pernak pernik yang berbau kegiatan.
Sadat salah satu pedagang dari Tasikmalaya, Jawa Barat yang mengaku mendapatkan rezeki berlimpah dari paa peserta kegiatan.
Ia mengaku, membuka lapak dagang atribut kegiatan dari pukul 03.00 WIB di bilangan Monas, Jakarta Pusat.
"Dari jam 03.00 WIB, subuh. Lumayan omsetnya," kata Sadat di bilangan Monas, Selasa (2/12/2019).
Di sisi lain hal yang berbeda dirasakan oleh pedagang atribut lainnya.
Ramdan mengaku, omset tahun ini tak seperti tahun sebelumnya.
Mesti, tak sebutkan angka penjualan dirinya menilai omset yang diraih saat ini berbanding jauh dari sebelumnya.
"Tergantung ya, sama saja omsetnya bahkan cenderung nurun," katanya.
Pernyataan yang sama juga dirasa oleh Yudi pedagang atribut yang tak jauh dari lapak Ramdan.
Yudi menilai, omset kali ini tak sebaik pada tahun sebelumnya.
Sebab, tiap tahunnya ia selalu membuka lapak pada kegiatan reuni akbar 212.
"Menurun sekarang," keluhnya.
Adapun kisaran harga atribut berupa syal, bendera dan ikat kepala di bandro mulai dari Rp 30.000 hingga Rp 55.000 yang dijual oleh pedagang dalam kegiatan reuni akbar 212.
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Jualan di Trotoar Sejak Subuh, Para Pedagang Atribut Reuni Akbar 212 Mengeluh Omzetnya Menurun