"Waktu itu saya langsung bilang, saya butuhnya suami, bukan pacar. Dia kenalan lewat chat. Dikenalkan sama teman dia. Kemudian, dia ajak pergi, ketemuan. Saya bilang, 'Papaku, kalau mau ajak anaknya, harus datang ke rumah'," beber Putri Kladia.
"Ternyata dia berani. Jumpa pertama kali di rumah saya. Sebelumnya enggak ada yang berani," ucap Putri sambil tersenyum lebar.
Waktu didekati, Putri mensyaratkan tidak mau pacaran, tetapi dinikahi. Syarat itu pun diamini almarhum.
"Saya bilang soal saya mau serius, enggak mau pacar-pacaran. Dia bilang, tunggu saya selesai tugas," kata Putri Kladia.
Menurut Putri, hal yang paling dirindukan dari kepergian Alm Erizal ialah perhatiannya terhadap orang-orang yang ia sayang.
"Yang bikin kita berat ditinggal almarhum ialah karena almarhum orangnya perhatian, penyayang, dan pelindung. Dia enggak pernah khawatir sama dirinya sendiri. Dia lebih khawatir sama keluarga dan orang yang ia sayang," ungkap Putri Kladia.
Putri mengaku, pernah sekali, ada orang melecehkan dirinya. Erizal langsung naik pitam dan hendak memberi pelajaran pada orang yang melecehkan tersebut.
• Sempat Hilang 4 Hari Baliana Sirait Ditemukan Tewas di Gunung Paro, Ini Pengakuan Terduga Pelaku
"Pernah sekali, ada orang berkata enggak enak ke saya. Dia langsung emosi. Saya selalu bilang ke abang, jangan pernah main fisik ke orang. Kalau sama saya, dia enggak pernah marah," tegas Putri Kladia.
Salah satu pesan terakhir Alm Erizal kepadanya, yakni almarhum akan pulang lebih awal jika berhasil keluar dari daerah konflik dengan selamat.
"Hari Sabtu tanggal 14 kemarin, sebelum dia meninggal, kami teleponan. Dia minta doa. Dia bilang mau pergi tugas, medannya sulit. Dia bilang, 'kalau aku selamat, aku pulang tanggal 25 Desember'," imbuh Putri Kladia.
Kapten (Anm) Erizal Zuhri Sidabutar berpulang di usia 29 tahun. Ia merupakan anggota Sat 81 Kopassus, satuan yang membidangi masalah Penanggulangan Teror.
• Ramalan Zodiak Cinta Sabtu 21 Desember 2019, Cancer Saatnya Percaya Intuisimu!
Putra kedua pasangan Aiptu Rukur Sidabutar dan Elisabeth Christina br Siahaan ini gugur dalam baku tembak dengan Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) di Distrik Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya, Provinsi Papua, Selasa (17/12/2019) lalu.
Saat itu, Erizal dan regunya tengah ditugaskan menjamin keamanan warga di daerah tersebut. Sebab, warga melaporkan sering mendapat gangguan keamanan, antara lain berbentuk intimidasi dan penjarahan harta-benda, dari KKSB.
Kabidpenum Puspen TNI, Kolonel (Sus) Taibur Rahman melalui rilis pers menyebut, hari itu ada dua prajurit Kopassus TNI yang gugur, yaitu Erizal dan Serda Rizky Ramadhan. (tribunjakarta/tribunmedan)