Jembatan Rp 5 Miliar Ambruk

Masih Proses Kontruksi, Jembatan Rp 5 Miliar di Hutan Kota Kemayoran Roboh: Ini Penyebabnya

Penulis: Suharno
Editor: Muji Lestari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Robohnya Jembatan Hutan Kota Kemayoran Jakarta Pusat, Minggu (22/12/2019).

"Nah tentu itu akan kita kembangkan lagi, dari musala, kamar mandi, dan tempat kuliner, jadi itu akan kita lakukan secara bertahap, terpenting kita mengenalkan lebih dulu Utan Kemayoran kepada masyarakat," ujarnya.

Sementara itu, Direktur Perencana dan Pembangunan Pusat Pengelolaan Komplek Kemayoran, Reski Renando mengatakan Utan Kota Kemayoran memiliki luas 22,3 hektar dengan rincian 4,4 hektar daratan, 13,3 hektar danau, dan 4,6 hektar rawa.

Dirinya menyebut jika PPK Kemayoran berupaya merevitalisasi hutan kota pasif menjadi hutan kota aktif yang dimulai dari perbaikan fisik hutan kota.

Diantaranya yang dilakukan yaitu dengan pembangunan amphiteater dan floating stage yang dapat digunakan untuk kegiatan seperti konser musik dan pentas lainnya.

"Selain itu, pengunjung juga dapat melihat pemandangan di sekeliling kawasan Kemayoran melalui viewing tower," kata Reski.

Pembentukan pulau-pulau ekologis di ekosistem rawa payau hutan kota juga dilakukan guna memberikan manfaat berupa terbentuknya persinggahan baru bagi hewanhewan di hutan kota yang sebelumnya hanya merupakan semak belukar.

Salah satu obyek yang dibangun dan menjadi ikon Utan Kemayoran adalah jembatan gantung berbentuk lengkung dinamis berfungsi sebagal viewing deck yang melayang diatas air.

"Jembatan ini terintegrasi dengan fasilitas lain untuk pengunjung berupa toilet umum, parkir mobil, dan parkir motor yang dapat dimanfaatkan oleh pengunjung," ujarnya.

Tidak hanya itu, pembangunan Utan Kemayoran juga meliputi sarana edukasi bagi pengunjung berupa penangkaran burung dan kupu-kupu yang dapat dipelajari oleh siswasiswa sekolah.

Seluruh pembangunan Utan Kemayoran berupaya memenuhi tujuan rekreasi hutan untuk dapat dinikmati masyarakat perkotaan, edukasi untuk mengenalkan flora dan fauna, serta konservasi untuk pelestarian mangrove.

"Keberadaan Utan Kemayoran diharapkan dapat menjadi oase di kawasan Kemayoran dan menambah jumlah ruang terbuka hijau yang dapat dimantaatkan oleh seluruh masyarakat sekaligus untuk menjaga keseimbangan ekosistem," paparnya.

Medi Kristianto menambahkan nantinya bagi para pengujung yang akan berkunjung ke Utan Kemayoran tidak akan dikenakan biasa (gratis), namun pengunjung hanya dibebani pembayaran parkir kendaraan.

"Sementara ini gratis. Tapi kalo untuk parkir kendaraan atau jajan mungkin itu baru bayar," kata Medi. (Kompas.com/Warta Kota)

Berita Terkini