Pasalnya, sesuai dengan adat di keluarganya, perayaan natal juga bisa dilaksanakan lagi ketika malam pergantian tahun tiba.
"Jadi ibaratnya digabung. Nah yang puncaknya justru ketika malam tahun baru itu. Usai berdoa bersama kita rayakan nataru bersama," katanya.
Mengingat masih memiliki waktu sekitar 6 hari lagi, Yos mengatakan ingin mengumpulkan uang lebih giat lagi.
Untuk ke depannya, Yos akan menjual ayam yang ia punya dan buah rambutan yang masih dimilikinya.
"Ya paling nanti jual yang ada aja," ucapnya singkat.
Nantinya, tepat di malam tahun baru, semua keluarga akan berkumpul bersama dan membawa makanan masing-masing.
Baik dari keluarga yang tinggal di luar kota pun wajib ikut berkumpul bersama.
"Ya nanti di malam tahun baru akan dilakukan makan bersama dan kumpul bersama. Itu sudah menjadi tradisi. Jadi yang dari mana-mana semuanya ikut kumpul. Misalnya si A bawa nasi, si B bawa lauk ini dan begitu seterusnya," katanya.
• Pergerakan Penumpang Selama Arus Mudik Natal 2019 di Terminal Bekasi Naik 10 Persen
• Empat Bangunan di Pancoran Hangus Terbakar
Miliki keluarga muslim
Meskipun merayakan natal secara sederhana, tak banyak yang tahu jika Budi, istri Yos berpindah agama.
Awalnya, Budi merupakan orang muslim yang kemudian pindah mengikuti kepercayaan Yos ketika ingin menikah.
Melalui proses pacaran selama 3,5 tahun, akhirnya Budi diberikan restu untuk berpindah agama.
"Buat orang tua saya pilihan ada di tangan saya. Mereka hanya berkata bahwa keputusan ada ditangan saya dan saya harus bertanggung jawab," kata Budi.
Sehingga tiap tahunnya di malam tahun baru, baik keluarga Budi yang muslim dan keluarga Yos yang kristen berkumpul bersama.
Tanpa rasa canggung dan tetap menjujung persatuan, semua keluarga selalu akrab dan akur tanpa perlisihan.
"Jadi dibalik puncak nataru itu tiap malam tahun baru itu tujuannya juga ntuk mempersatukan ketika ada keluarga yang berbeda agama. Sejauh ini silaturahmi selalu berjalan lancar," tandasnya.