TRIBUNJAKARTA.COM, TULUNGAGUNG - Kronologi bentrok warga Tulungagung vs rombongan perguruan silat terungkap.
Menurut polisi, ada beberapa fakta yang muncul atas bentrok warga Tulungagung vs massa perguruan silat.
Selain itu, polisi juga menjelaskan penyebab bentrok yang terjadi di Desa Bantengan dan Desa Sebalor, Kecamatan Bandung, Kabupaten Tulungagung, Rabu (25/12/2019).
Dari data yang dihimpun SURYAMALANG.COM, berikut kronologi, fakta hingga penyebab bentrok warga Tulungagung vs rombongan perguruan silat.
Kronologi dan Penyebab Kejadian:
- Massa Perguruan Silat Melakukan Konvoi
Informasi di lapangan menyebutkan, kejadian bermula saat rombongan massa perguruan silat ini konvoi dari Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek.
Sesampai di Desa Bantengan, mereka terlibat saling ejek dengan warga Desa Bantengan.
- Ricuh Setelah Saling Ejek
Dari saling ejek, akhirnya mereka terlibat aksi saling melempar.
Polisi berhasil meredakan situasi, dan massa melanjutkan perjalanan.
- Seorang Warga Jadi Korban
Namun massa kemudian berpapasan dengan Hendi Widianata, warga Desa Bendorejo, Kecamatan Pogalan, Kabupaten Trenggalek di Desa Sebalor, Kecamatan Bandung.
Hendi sempat menepi dan berlindung di balik mobil sedan yang tengah parkir.
Namun setelah kawalan polisi lewat, ada sejumlah orang yang turun dari motor dan mendekatinya.
Hendi sempat ditanya, apakah dari pergurun silat dan dijawab bukan.
Hendi kemudian ditarik dari motornya dan dikeroyok oleh sejumlah orang.
- Disekap di Ruko
Belum selesai, pria malang ini dimasukkan dan disekap di sebuah ruko kosong dan masih dihajar lagi.
Ia kemudian dimasukkan ke dalam parit, dan akhirnya diselamatkan oleh polisi.
Sedangkan satu temannya menyelamatkan diri ke rumah warga setempat.
Kasat Reskrim Polres Tulungagung, AKP Hendi Septiadi membenarkan kejadian itu.
“Kami sudah menerima laporan itu sejak kemarin, dan saat ini sudah dilakukan penyelidikan,” ujar Hendi.
Polisi tengah mengumpulkan barang bukti, termasuk rakaman video dan foto untuk melakukan identifikasi.
Diharapkan dari video dan foto itu bisa mengarahkan siapa saja pihak yang terlibat.
Fakta yang Terungkap
1. Dikawal Polisi
Masih menurut Hendi, sebenarnya polisi melakukan pengawalan massa yang konvoi.
Namun karena ada aksi saling ejek dengan warga, akhirnya terjadi tindakan di luar kontrol.
2. Pihak Organisasi Silat Minta Maaf
Setelah kejadian itu pihak Organisasi Silat, PN sudah meminta maaf dan berencana mengganti kerusakan, serta menanggung pengobatan korban.
“Namun ternyata korban menolak upaya perdamaian ini dan menuntut melanjutkan ke ranah hukum,” pungkas Hendi.
3. Lanjut ke Proses Hukum
Sekretaris PN Cabang Tulungagung, Suwito membenarkan kejadian pengeroyokan oleh massa yang menggunakan atribut organisasinya.
Suwito mempersilakan polisi untuk melakukan proses hukum.
4. Campur Tangan Oknum
Bahkan Suwito siap membantu polisi, jika ada anggota PN yang terlibat.
“Saya menolak ini dikaitkan dengan PN, karena apa yang dilakukan mereka merupakan aksi individu,” tegasnya.
5. Dampak Kerugian
Akibat insiden bentrok ini, dua rumah warga mengalami kerusakan karena aksi saling lempar dua pihak yang bertikai.
Selain itu ada seorang pemotor yang melintas juga menjadi korban pengeroyokan, massa yang mengenakan atribut Pagar Nusa (PN).
Kasus Serupa: Pelatih Silat Perdaya 5 Anak Didiknya
Sebelumnya, kasus yang melibatkan nama perguruan silat juga terjadi pada pria berusia 45 tahun bernama Suhartono.
Suhartono memperdayai lima muridnya dengan dalih peregangan otot dan pijat.
Alhasil , pelatih silat asal Kecamatan Tulangbawang Tengah, Kabupaten Tulangbawang Barat ini harus mendekam di penjara Polres Tulangbawang.
Suhartono diduga memperdayai murid berinisial NL (13), TI (16), WS (17), SI (20), dan LS (17).
Suhartono (45) ditangkap polisi setelah hampir diamuk massa pada Minggu (13/10/2019).
Dikutip TribunWow.com dari TribunLampung.co.id, Selasa (15/10/2019), Suhartono memperdayai para muridnya itu sejak 2016 lalu.
Kasatreskrim Polres Tulangbawang, AKP Sandy Galih Putra menjelaskan Suhartono memperdayai korban berinisial SI sejak 2016 lalu.
Sandy menyebut Suhartono memperdayai SI pertama kali di rumah korban.
Saat itu rumah SI dalam keadaan sepi.
Suhartono juga memperdayai SI di hotel Bandar Lampung pada April 2016.
Saat itu korban dan murid pencak silat lain sedang mengikuti lomba Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) pencak silat tingkat provinsi.
Setelah memperdayai SI, Suhartono mengincar tiga murid lain.
Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, Rabu (16/10/2019), Suhartono memperdayai murid berinisial LS, TI, dan WS sekitar April 2019 sampai Juni 2019.
Suhartono memperdayai tiga murid ini seusai latihan di gedung bekas pondok pesantren di Panaragan Jaya Indah, Tulangbwang Barat.
Ilustrasi pemerkosaan kepada gadis di bawah umur (gulftoday)
Suhartono juga memperdayai tiga murid itu di gedung SMK di Tulangbawang Barat.
“Tersangka berbuat itu setelah kegiatan belajar mengajar,” terang Sandy.
Pada tahun yang sama, Suhartono juga memperdayai murid berinisial NL.
• Petugas Damkar Kota Depok Selamatkan Seorang Kakek yang Terkunci di Kamar Mandi di Cinere
• Kalah di Boxing Day: Rekor 16 Tahun Chelsea Dihancurkan Southampton
• Kasus PPSU Masuk Got: Lurah Jelambar Resmi Dicopot, Kini Jadi Petugas Kecamatan
Suhartono memperdayai NL seusai latihan pencak silat di tempat yang sama.
Suhartono juga mmeperdayai NL di hotel di Bandar Lampung.
Saat itu korban sedang mengikuti kegiatan O2SN pencak silat.
Sandy menjelaskan tersangka memperdayai NL dengan dalih memijit dan mengoleskan lotion ke tubuh korban.
Tersangka mengaku memperdayai untuk peregangan otot.
“Modusnya, tersangka berdalih memijat korban menggunakan lotion pada seluruh tubuh korban untuk peregangan otot,” terang Sandy.
Penulis: Sarah Elnyora
Artikel ini telah tayang di suryamalang.com dengan judul Kronologi Bentrok Warga Tulungagung vs Rombongan Perguruan Silat, 5 Fakta dan Penyebabnya Terungkap