Selama itu polisi mencari Riyadi sampai ibu kota.
"Pelaku dibuntuti sejak di Jakarta. Katanya mau tahun baruan di Surabaya, makanya balik dari pelarian," terang Krisnawati.
Nyawa dibayar Nyawa
Berbeda dengan Krisnawati, anak korban Pendik Agustiawan (35) mengaku lega.
Ia menyebut kematian sang ibu dibayar tuntas setelah pelakunya tewas tertembak pada Kamis (26/12/2019) malam.
"Nyawa dibayar nyawa," ungkap Pendik.
• Puluhan Mobil yang Terparkir di Gedung Wali Kota Jakarta Selatan Ditempeli Stiker Penunggak Pajak
Pendik berterimakasih kepada kepolisian yang susah payah selama ini memburu otak pembunuh ibunya.
"Tentu sangat berat dengan segala tugasnya. Saya pribadi lega dan bersyukur," ungkap Pendik.
Tak sedikit anak-anak muda yang menjadi pelanggan sangat dekat dengan Suswati.
Menurut Pendik, mereka sudah menganggap ibunya layaknya ibu mereka sendiri.
"Waktu ibu ndak ada itu banyak sekali yang ngelayat," kata Pendik.
Ketua RT setempat sempat berseloroh, baru kali itu banyak orang melayat warganya yang meninggal.
"Mereka menganggap ibu saya seperti ibu sendiri. Karena memang orangnya baik, suka menolong," tambah Pendik.
Residivis Kambuhan
Kapolrestabes Surabaya, Kombes Sandi Nugroho, menegaskan menurut catatan pihaknya Riyandi merupakan residivis.