Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina
TRIBUNJAKARTA.COM, KRAMAT JATI - Menanggapi pemberitaan perihal bocah penjual bakpao, Camat Kramat Jati Eka Darmawan akan lakukan pengecekan lebih dulu.
Sebelumnya diberitakan, Tya Wati (12) dan Deni Andria (6) menjual bakpao keliling di Perumahan Bulak Rantai, Kramat Jati, Jakarta Timur.
Demi bisa jajan seperti anak lainnya, Tya harus bekerja menjadi penjual bakpao keliling dari pagi sampai pukul 17.00 WIB.
Dari harga 1 bakapo yang ia jual Rp 2 ribu, Tya hanya mengambil keuntungan Rp 1 ribu.
Sehingga penghasilannya perhari berkisar Rp 25-30 ribu.
Selain itu, alasan lainnya berjualan ialah keadaan ekonomi keluarganya yang serba pas-pasan.
Sedari kecil, Tya tak mengingat kenangan kecil dan nama ayahnya. Pasalnya, ayah Tya sudah meninggal akibat tertabrak kereta sewaktu perjalanan menjenguk orang tuanya ke Jawa.
Selanjutnya, Ibunya yang bernama Jas (33) menghidupi Tya dan 2 saudarinya dengan bekerja sebagai kuli pungut barang sisa di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur.
Mengetahui pemberitaan ini, Eka menuturkan akan segera melakukan pengecekan ke kediaman Tya dan keluarganya.
"Kami akan lakukan pengecekan lebih dulu. Nantinya dilihat apakah ada data administrasinya atau tidak," katanya saat dikonfirmasi, Sabtu (4/1/2020).
Selain itu, pihak kecamatan juga akan melakukan pengecekan apakah Tya dan keluarganya memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) DKI Jakarta.
"Kami akan cek apakah dia warga DKI Jakarta. Sebab di wilayah RW 9 kebanyakan orang pendatang pada ngontrak. Dan memang pekerjaannya pengupas bawang. Mereka selalu menghindar kalau ada pembinaan penduduk, banyak warga diluar DKI Jakarta," sambungnya.
Sejauh ini, Camat sudah menginstruksikan kepada lurah terkait untuk melakukan identifikasi terhadap Tya.
Hal ini bertujuan, agar keinginan bersekolah Tya dapat ditindak lanjuti ketika administrasinya sudah lengkap.
Ingin bantu orangtua
Kehilangan sesuatu kadang ķala membuat hati terasa pilu.
Tanpa sadar air mata kadang menetes begitu saja akibat kesedihan yang mendalam.
Hal itu juga yang pernah dirasakan Tya Wati (12) bocah penjual bakpao di sekitaran Perumahan Bulak Rantai, Kramat Jati, Jakarta Timur.
Ayah yang meninggal akibat ditabrak kereta dan Ibu yang hanya bekerja sebagai kuli pungut di Pasar Induk Kramat Jati, membuat Tya berkeinginan meringkan beban orang tuanya.
Sejak pertengahan tahun 2018 lalu, Tya memutuskan untuk berjualan bakpao keliling.
"Hasilnya Rp 25 ribu sampai Rp 30 ribu lumayan untuk jajan. Kalau Emak enggak ada bisa dibelikan lauk juga untuk saya dan dua adik saya makan," katanya di Jakarta Timur, Jumat (3/1/2020).
Namun, suatu ketika, Tya menuturkan pernah kehilangan bakpao beserta uang hasil jualannya.
Ia yang meninggalkan sebentar jualannya untuk mencuci tangan, mendapati uang dagangannya tak ada dan toples jualannya pecah.
"Pernah waktu itu, bakpao saya hilang. Uang hilang semua. Saya nangis jerit-jeritan di sana," sambungnya.
Rasa takut dimarahi oleh bos bakpao akibat uang dan dagangannya raib, membuat jeritannya semakin terdengar jelas.
Hingga membuat kerumunan warga pada saat itu.
"Akhirnya ada orang, saya enggak tahu namanya, cuma dipanggilnya bu haji. Dia tolongin saya. Dia kasih saya uang dan beliin toples yang baru," katanya.
Selanjutnya ia diarahkan untuk segera pulang usai bantuan diberikan.
Bantuan lainnya
Menganggap masalahnya sudah selesai, Tya mengucapkan terima kasih dan langsung pulang ke rumah.
Ia pun menjalani harinya seperti biasa seolah tak pernah ada kejadian pencurian.
Penuh semangat dan ceria, Tya tetap berjualan di lokasi tersebut keesokan harinya.
Tanpa diduga, Tya kembali menerima bantuan berupa uang tunai sejumlah Rp 1 juta.
"Besokannya saya didatangi orang. Enggak ingat namanya siapa yang jelas lelaki. Dia kasih uang ke saya katanya titipan dari Kak Putri karena tahu jualan saya dicuri," ungkapnya.
Tya yang kegirangan segera menyudahi jualannya. Ia berlari menuju rumahnya di Gang H Ali, Kramat Jati, Jakarta Timur untuk memberikan rezekinya hari itu ke sang Ibu, Jas (33).
Uang Rp 1 juta merupakan nominal yang besar baginya.
Bahkan bisa membantunya membeli barang-barang yang selama ini ia inginkan.
"Pas Tya kasih tahu emak, disuruh belikan kerudung, baju muslim warna putih dan coklat. Sisanya baru buat emak. Tya enggak kenal sama Kak Putri, tapi Tya sangat terima kasih sama dia," katanya.
Kendati demikian, saat ini Tya tetap bekerja sebagai penjual bakpao keliling sejak pagi hingga pukul 17.00 WIB.
"Kalau bantuan kan rezeki lain. Jadi saya tetap lanjutkan jualan sampai saat ini. Soalnya kalau enggak jualan saya enggak bisa jajan," ujarnya.