Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Ega Alfreda
TRIBUNJAKARTA.COM, TANGERANG - Sudah satu pekan lamanya pascabanjir yang merendam Kota Tangerang tapi Pemerintah Kota Tangerang belum mempunyai data total kerugian yang dideritanya.
Sekretaris Daerah Kota Tangerang, Herman Suwarman mengatakan perihal data kerugian masih dihitung oleh bagian keuangan Pemerintah Kota Tangerang.
"Kerugian jumlahnya lagi dihitung, enggak bisa memprediksi karena masih dihitung," ucap Herman di Pusat Pemerintah Kota Tangerang, Rabu (8/1/2020).
Ketika ditanya soal jumlah warga yang terdampak banjir pun, Herman tidak bisa berkata apa-apa.
Lantaran, jumlah korban terdampak banjir masih dalam pendataan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPDB) Kota Tangerang.
"Untuk warga yang terdampak juga masih dalam penghitungan oleh BPBD," singkat Herman.
Ia juga mengakui kalau Pemerintahan Kota Tangerang kelimpungan mengevakuasi warga yang terdampak.
Karena kekurangan personel di lapangan hingga perahu yang digunakan untuk mengevakuasi korban banjir.
"Kendalanya barang kali peralatan, terus personel di lapangan, perahu, peralatan dapur dan banyak lagi. Karena titik banjir banyak kejadian mendadak," jelas Herman.
Menurutnya, banjir yang terjadi di Kota Tangerang bersifat mendadak lantaran sudab beberapa tahun daerahnya tidak terendam banjir.
• Pencuri Modus Pecah Kaca Mobil di Cilincing Ditangkap
• Warga Korban Banjir Bekasi Ajukan Gugatan Class Action
• Ridho Rhoma Bebas Lebih Cepat 2 Bulan, Ini Penjelasan Pihak Rutan Salemba
Sehingga, semua unsur mulai dari warga, pemerintahan, Polri, TNI, hingga perangkat daerah lainnya tidak siap dan tidak sempat mengantisipasi datangnya banjir.
"Dari 2007 saja kita enggak pernah banjir besar akhirnya kemarin terdampak. Kalau dilihat dari titik banjir enggak terlalu banyak awalnya, cuma kejadian mendesak maka kaget," ucap Herman.
"Masyarakat pun sudah diworo-woro. Masyarakat kan masih beranggapan ini tidak terlalu tinggi airnya sehingga awalnya tidak mau dievakuasi, ternyata tinggi," sambung dia.