Polemik Pembelian Speaker Rp 4 Miliar

Lurah Cipinang Melayu Usul Peringatan Dini Banjir Gunakan Sistem Manual

Penulis: Bima Putra
Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Lurah Cipinang Melayu Agus Sulaeman dan Kepala Pusat Data dan Komunikasi BPBD DKI, Muhamad Insyaf saat meninjau Kali Sunter di Makasar, Jakarta Timur, Kamis (15/1/2020).

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra

TRIBUNJAKARTA.COM, MAKASAR - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta berencana menambah alat peringatan dini banjir di wilayah yang rawan terdampak banjir.

Menanggapi hal tersebut, Lurah Cipinang Melayu Agus Sulaeman berharap adanya alat Disaster Warning Sistyem (DWS) dengan sistem manual.

"Kalau sistem khawatirnya pas ada gangguan. Nah saya usul ada yang manual juga, jadi ketika sistemnya error, manual masih berfungsi," kata Agus di Makasar, Jakarta Timur, Kamis (16/1/2020).

Usulan penambahan DWS manual itu sudah disampaikan Agus ke Kepala Pusat Data dan Komunikasi BPBD DKI, Muhamad Insyaf.

Yakni saat Insyaf menyambangi wilayah RW 03 dan RW 04 yang merupakan titik rawan banjir di Kelurahan Cipinang Melayu siang tadi.

"DWS yang sistem kan berbunyi ketika air tinggi. Kalau manual butuh kunci, jadi diputar kuncinya baru alarm berbunyi. Harus ada orang yang stand by," ujarnya.

Menurutnya kunci menyalakan DWS manual dapat diserahkan ke warga yang berjaga di Pos RW atau petugas Kelurahan.

Agus juga mengusulkan indikator DWS yang kini ditempatkan di hulu Kali Sunter ditambah penempatannya di wilayah RW 03 dan RW 04.

Pasalnya saat banjir pada Rabu (1/1/2020) yang memaksa ribuan warga Kelurahan Cipinang Melayu mengungsi, alarm tak berbunyi.

"Alarm berfungsi, tapi karena indikator air di hulu jadi enggak bunyi. Saat kejadian tinggi air di hulu enggak terlampau tinggi, jadi enggak bunyi," tuturnya.

Dia menyebut penempatan indikator DWS di hulu Kali Sunter guna mengantisipasi debit air kiriman dari Sungai Cikeas.

Sementara banjir di hari pertama tahun 2020 lebih disebabkan derasnya hujan yang mengguyur Jakarta Timur sejak tanggal 31 Desember.

"Penempatan indikator di hulu untuk antisipasi air kiriman, tapi ketika banjir karena hujan lokal alarm enggak berbunyi. Makannya saya usul indikator ditambah," lanjut Agus.

Penempatan indikator DWS di RW 03 dan RW 04 lantaran dua wilayah tersebut belum terdampak normalisasi Kali Sunter.

Saat wilayah RW lain di Kelurahan Cipinang Melayu nyaris bebas banjir, wilayah RW 03 dan RW 04 masih langganan banjir.

"Saya mengusulkan indikator DWS ditempatkan dekat jembatan merah. Perbatasan wilayah RW 03 dan RW 04. Tadi kata pak Insyaf dipelajari dulu," katanya.

Berita Terkini