Curhat Kesulitan Hubungi Anak Diobservasi di Natuna, Permintaan Tri Suto Buat Menkes Senyum-senyum

Penulis: Kurniawati Hasjanah
Editor: Siti Nawiroh
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Curhat Kesulitan Hubungi Anak yang Diobservasi di Natuna, Permintaan Tri Suto Buat Menkes Senyum-senyum

Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) I Laksamana Madya Yudo Margono membantah WNI diobservasi di Natuna kesulitan komunikasi.

Laksamana Madya Yudo Margono menjelaskan, pihaknya telah memberikan kartu operator seluler Indonesia untuk WNI yang diobservasi.

"Kemudian HP yang tadinya dari Cina mungkin masih pakai kartu sana dan baru diubah pakai kartu disini, kemungkinan ada kendala," tegasnya.

Lebih lanjut, Laksamana Madya Yudo Margono memastikan seluruh WNI yang diobservasi telah bisa menghubungi keluarganya.

"Saya sudah cek lagi dan mereka bilang bisa semuanya (red: menghubungi keluarga)," imbuhnya.

Diberitakan sebelumnya, sebanyak 82 orang tim medis gabungan dari sipil dan militer diterjunkan dalam proses observasi 238 warga negara Indonesia (WNI) yang tiba dari Wuhan di Kabupaten Natuna.

"Ini bukan masalah Kementerian Kesehatan saja, bukan masalah militer saja, tapi ini masalah negara. Oleh karena itu, pemerintah akan kolaborasikan seluruh kapasitas, yang kemudian totalnya 82 orang tenaga medis," ujar Sekretaris Setditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto, seperti dikutip dari tayangan Kompas TV, Minggu (2/2/2020).

Achmad Yurianto mengatakan, tim medis terdiri dari sejumlah dokter spesialis, dokter umum, sanitarian, dan perawat.

"Termasuk tim yang kirim untuk menjemput kemarin yang ada 17 orang, ada dokter spesialis itu 4 orang, yang lainnya itu dokter umum, perawat, itu bersama-sama dan kembali ke natuna, dan ikut berada di Natuna selama 14 hari," terang dia.

Lebih lanjut, dalam proses observasi yang berlangsung selama 14 hari sejak kemarin, tenaga medis yang diterjunkan memiliki kapasitas maksimal.

"Kami enggak pandang sipil, siapa militer, tapi kapasitas kita maksimal," tuturnya lagi.

Diketahui, proses observasi dalam rangka memastikan pencegahan menyebarnya wabah virus corona dilakukan di Hanggar Lanud Raden Sadjad, kompleks Militer Kabupaten Natuna.

Proses evakuasi 238 WNI dari provinsi Hubei, China berlangsung pada Sabtu (1/2) menggunakan pesawat milik maskapai Batik Air.

Berita Terkini