Kementerian PUPR Turut Dilibatkan dalam Pembangunan Stasiun MRT di Jakarta Utara

Penulis: Muhammad Rizki Hidayat
Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Uji Coba rangkaian kereta pertama MRT Jakarta menggunakan System Acceptance Test (SAT) di Depo Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Kamis (9/8/2018).

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Muhammad Rizki Hidayat

TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Fase kedua pembangunan stasiun MRT bawah tanah di Jakarta Utara melibatkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Demikian dikatakan Direktur Operasi dan Pemeliharaan, Muhammad Effendi, saat dihubungi, Jumat (7/2/2020).

"Kami melibatkan kementerian PUPR. Kebetulan MRT Jakarta dengan kementerian PUPR juga sangat dekat," ucap Effendi.

"Karena sebelumnya, kami pernah lakukan pengujian jembatan dan terowongan bersama Kementerian PUPR," lanjutnya.

Berdasarkan informasi yang didapat MRT Jakarta, Effendi menyatakan Kementerian PUPR sedang menyiapkan (manual terowongan). Pun khusus untuk MRT Jakarta.

"Apalagi sekarang Kementerian PUPR sedang menyiapkan sebuah manual terowongan khusus untuk konstruksi MRT," ujar dia.

Effendi pun berharap manual terowongan besutan Kementerian PUPR ini dapat diperhitungkan.

"Ini dapat diperhitungkan. Mudah-mudahan sanaada satu sistem modeling yang bisa dilihat dan berjalan baik," ucapnya.

Kedalaman Tanah di Jakarta Utara 40 Meter

Effendi mengatakan, pembangunan stasiun MRT bawah tanah di Jakarta Utara kedalaman tanahnya mencapai 40 meter.

"MRT fase dua mulai dikerjakan, itu 30 sampai 40 meter terowongannya masuk ke kawasan Jakarta Utara," ucap Effendi, saat dihubungi, Jumat (7/2/2020)

Pihak MRT Jakarta pun melibatkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk proses pembangunan fase dua.

Sebab, menurut Effendi, pembangunan stasiun MRT bawah tanah di Jakarta Utara harus mengantisipasi gejala alam.

BMKG dipercaya sebagai mitra yang dapat memberikan informasi lebih dini ihwal gejala cuaca tersebut.

Halaman
12

Berita Terkini