"Saya cuma bisa teriak, saya cuma punya suara," kenang Desi.
"Itu juga berbarengan dengan hujan dan sebagian orang masih pada istirahat," ucap dia yang masih syok mengenang peristiwa di depan matanya itu.
Ia memastikan penghuni di lantai 3 kosan selamat dari ambruknya kos-kosan itu.
Mereka keluar dan segera turun setelah mendengar teriakan Desi.
"Cuma saya enggak berani bilang penghuni di lantai 2 selamat ya."
"Yang saya lihat hanya penghuni di lantai 3," ungkap dia.
Setelah teriakan Desi, bangunan itu roboh menimpa tiga rumah dan area bermain taman kanak-kanak di belakangnya.
"Saya rumahnya di depan kosan itu, saya masih bangun kebetulan anak saya enggak bisa tidur," lanjut dia.
Bangunan sempat terganjal oleh sejumlah motor sebelum akhirnya roboh.
Penghuni Kos-kosan Menumpang
Lantaran tempat tinggalnya roboh, sebagian besar para penghuni kos-kosan yang bekerja sebagai buruh harian itu terpaksa tinggal di kediaman kerabat dekat atau rumah warga.
Pihak Kelurahan Pela Mampang sudah meminta Abdullah sebagai pemilik kos-kosan untuk bertanggungjawab terhadap kebutuhan para pengungsi.
"Saya minta kepada pemilik kos-kosan kalau ada penghuni yang minta bantuan supaya tanggung jawab," beber Lurah Pela Mampang, Yunaenah, saat ditemui TribunJakarta.com di kantornya, Sabtu (8/2/2020).
Pihak Kelurahan Pela Mampang tidak menyediakan dapur umum bagi para pengungsi.
Para pengungsi yang mendiami 16 kamar kosan sementara sudah mendapatkan bantuan dari warga sekitar.