Anggota DPRD DKI dafri Fraksi PDIP Gilbert Simanjuntak mengatakan, anggaran tersebut dua kali lipat lebih besar dibandingkan biaya yang dikeluarkan oleh pemerintah Hongkong untuk menggelar acara serupa.
"Besaran anggaran pelaksanaan racing ini di Hongkong adalah HKD 250-300 juta atau setara dengan Rp 540 miliar dengan kurs saat ini. Sementara anggaran yang dialokasikan DKI untuk racing ini Rp 1,16 triliun," ucapnya, Selasa (11/2/2020).
Ia pun mempertanyakan besaran anggaran yang membengkak dua kali lipat dibandingkan Hongkong itu.
Pasalnya, seluruh bahan baku berkualitas untuk membuat infrastruktur lintasan balap, seperti semen dan batu dapat dengan mudah ditemui di Indonesia.
"Hal yang menjadi pertanyaan besar adalah apa yang membedakan biaya penyelenggaraan di Jakarta menjadi dua kali lipat biaya di Hongkong?," ujarnya penuh tanya.
Terlebih, beberapa kota yang sempat menggelar Formula E ternyata merugik dan memutuskan untuk tak lagi menggelar balap mobil tanpa emisi itu.
"Formula E Holding seharusnya memberi konstribusi kepada kegiatan ini, sementara sejak berdiri tahun 2014 lalu, mereka masih merugi," kata dia.
"Kejadian Formula E di Montreal, Kanada 2016-2017 adalah merugi," tambahnya menjelaskan.
Tak hanya di Montreal, kota Moskow, Rusia juga membatalkan gelaran Formula E di wilayahnya.
Gilbert menyebut, pemerintah kota Moskow sendiri membatalkan penyelenggaraan Formula E dengan pertimbangan kemacetan yang mungkin terjadi di ibu kota Rusia itu apabila balapan digelar di tengah kota.
"Jakarta sebagai salah satu kota termacet di dunia akan mengalami dampak kemacetan luar biasa selama dua hari," tuturnya.
Dengan mempertimbangkan kemacetan dan anggaran pembangunan lintasan balap, Gilbert pun menyarankan Pemprov DKI untuk menggelar Formula E di Sirkuit Sentul, Bogor, Jawa Barat.
"Melihat anggaran yang terlalu besar dan potensi dampak kemacetan, maka sebaiknua dilamukan di Sirkuit yang sudah ada, seperti Sentul," ucapnya.
M Taufik: Jakarta Kekurangan Event Internasional
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Gerindra Mohamad Taufik buka suara soal keputusan Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) yang mengizinkan Formula E digelar di kawasan Monas.