Lagi-lagi, mereka menang 21-19, 21-17.
Pertandingan final melawan Fu/Cai pun disebut Hendra tidak mudah.
Namun, laga itu sekaligus menjadi pertandingan paling berkesan.
"Laga final Olimpiade 2008 menjadi pertandingan paling berkesan karena kami melawan tuan rumah dan mereka lebih diunggulkan saat itu. Sudah begitu, kami kalah pada gim pertama," ujar Hendra.
Dia mengaku saat itu dirinya dan Kido tak punya strategi atau cara komunikasi khusus untuk bangkit dari ketertinggalan.
"Saat itu, kami fokus saja ke permainan. Saya justru lebih senang karena kami main di kandang lawan, karena beban mereka lebih berat," ucap dia melanjutkan.
4. Marcus/Kevin tetap kompak
Herry memastikan Marcus/Kevin tetap menjaga kekompakan mereka di lapangan setiap bertanding.
Marcus/Kevin merupakan pasangan ganda putra nomor satu dunia.
Herry Iman Pierngadi mengatakan kedua pemain arahannya tersebut tetap kompak di lapangan, meski punya karakteristik berbeda.
"Kalau di lapangan komunikasi mereka tetap ada, walau mungkin karakteristik mereka berbeda. Di lapangan kan kelihatan, Kevin sering disebut penggemar lebih tengil, sementara Marcus lebih tenang," kata Herry.
"Komunikasi mereka tetap ada, terutama setelah bertanding sehabis saya beri arahan. Mereka akan berdiskusi, terlepas dari mereka menang atau kalah," ujar dia melanjutkan.
Dia memberi contoh saat Marcus/Kevin kalah pada semifinal BWF World Tour Finals 2019.
"Kalau mereka bisa menerima kekalahan, diskusinya bisa lebih panjang. Contohnya waktu mereka kalah di semifinal BWF World Tour Finals lalu, banyak yang mengira mereka bermusuhan," tutur Herry.
"Kenyataannya, setelah pertandingan tersebut mereka mengobrol lama setelah berbicara dengan saya. Mereka saling memberi koreksi. Cuma, ya kan memang tidak dilihat publik. Dianggapnya mereka bermusuhan, padahal untuk apa juga mereka bermusuhan?" ucap dia lagi.