Virus Corona di Indonesia

Simak Perbedaan Antara Virus Corona, Influenza, dan Flu Biasa: Bisa Dilihat dari Gejalanya

Editor: Muji Lestari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Virus corona

TRIBUNJAKARTA.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara resmi mengumumkan kasus pertama virus corona ( Covid-19 ) di Indonesia.

Kasus tersebut menjangkit dua WNI, perempuan berusia 64 tahun dan putrinya 31 tahun asal Depok, Jawa Barat.

Perlu diketahui, virus corona menyerang sistem pernapasan dengan gejala mirip seperti Influenza dan flu biasa.

Ketiganya sama-sama disebabkan oleh virus yang menyerang saluran pernapasan manusia.

Meski memiliki gejala yang mirip, ada perbedaan mendasar antara ketiganya.

Suasana rumah duka di Villa Indah Bekasi saat jenazah D diduga terjangkit corona tiba usai dirawat di RS Dr. Hafiz Cianjur. - TRIBUNJAKARTA.COM/YUSUF BACHTIAR (TRIBUNJAKARTA.COM/YUSUF BACHTIAR)

Badan Perencanaan Daerah (BAPPEDA) Provinsi Jawa Barat melalui akun Instagram resminya, @bappedajabar merilis perbedaan mendasar antara virus corona, influenza, dan flu biasa.

Marak Berita Soal Corona, 2 WNI Positif Covid-19 Mengaku Tertekan: Saya Stres, Bukan Karena Sakitnya

"West Java Sampurasun wargi Jabar."

"Kangmin ada informasi penting nih tentang perbedaan mendasar antara Virus Corona , Influenza, dan Flu Biasa."

"Perbedaannya bisa wargi ketahui dari gejala klinis yang dirasakan oleh wargi,"

"Nah, jadi jangan terlalu panik dengan virus corona tapi waspada perlu ya wargi Jabar tersayang," tulis @bappedajabar, dikutip Tribunnews pada Rabu (4/3/2020).

Sementara perbedaan dari ketiganya dapat dilihat dari gejala-gejala klinis masing-masing.

Virus Corona

- Demam

- Batuk-batuk

- Pernapasan Cepat Tak Normal

- Dahak Kental (kuning-kehijauan)

- Anggota Tubuh Lemas

- Sinar-X pada paru-paru

Influenza

- Demam

- Batuk-batuk

- Hidung Meler

- Bersin-bersin

- Muntah-muntah

- Diare

- Otot-otot nyeri

Flu Biasa

- Batuk-batuk

- Hidung tersumbat

- Bersin-bersin

- Tenggorokan sakit

- Tenggorokan tidak nyaman

Sudah 9 Orang Dirawat di Ruang Isolasi RSPI Sulianti Saroso, 2 Pasien Dinyatakan Positif Corona

Sebagai informasi tambahan, saat ini per pukul 12.40 WIB, laman Thewuhanvirus mencatat sebanyak 93.147 terinfeksi, 3.202 meninggal, dan 51.765 berhasil sembuh yang tersebar di 80 negara.

Lantas bagaimana cara ampuh untuk mencegah virus corona?

Dokter Spesialis Paru bernama dr Chrisrianto Edy Nugroho Sp.P, FISR dari Rumah Sakit Indriati, Sukoharjo menanggapi hal tersebut.

Menurutnya yang paling baik dalam pencegahan virus corona adalah mencuci tangan dengan sabun.

"Yang paling baik untuk pencegahan harus cuci tangan dengan sabun atau cairan antiseptik."

"Hal tersebut dilakukan setiap kali pergi dari luar rumah termasuk juga sewaktu akan makan dan minum," tutur dr Chris kepada Tribunnews.com, Selasa (3/3/2020).

Lanjut dr Chris penting juga menjaga tangan agar tidak sembarangan menyentuh mulut, hidung, dan mata.

Selain melakukan hal tersebut, menjalankan pola hidup yang sehat pun dianjurkannya.

"Intinya menjalankan pola hidup sehat."

"Seperti makan-makanan yang bergizi, cukup tidur, cukup istirahat, tidak merokok dan tidak minum alkohol," tutur dr Chris yang juga berpraktik di Rumah Sakit JIH Solo itu.

Sederet Fakta Penimbun Masker & Cairan Antiseptik di Semarang Ditangkap Polisi, Terancam 5 Tahun Bui

Penggunaan masker agar efektif

Selain menjelaskan cara 'ampuh' mencegah virus corona, dr Chris juga menerangkan penggunaan masker.

Dokter Chris menuturkan penggunaan masker bisa meminimalisir terjadinya penularan virus corona.

"Pemakaian masker memang tidak menjamin 100 persen tidak bisa tertular virus atau bacteri, tapi paling tidak meminimalisir terjadinya penularan," ungkapnya.

Menurut dr Chris yang seharusnya 'wajib' menggunakan masker adalah seseorang yang sedang terkena flu.

"Yang paling tepat harus mengenakan masker seharusnya memang yang sedang sakit flu," kata dr Chris.

Hal tersebut bertujuan agar terhindar dari kuman yang keluar dari tubuh sesuai bersin atau batuk.

"Tujuannya supaya kuman, entah itu virus atau bakteri yang keluar dari tubuh pada saat bersin atau batuk tidak beredar di udara."

"Karena bisa menempel ke benda-benda lain yang terkena atau terhirup oleh orang lain dan menyebakan terjadinya penularan," jelasnya.

Lebih lanjut, dr Chris menerangkan penggunaan masker tersebut akan lebih efektif jika memang berada di tempat umum yang banyak kerumunan orang.

"Karena kita semua tidak tahu kemungkinan di tempat itu juga ada yang sedang terkena penyakit flu."

"Mungkin saat sedang bersin atau batuk akan dapat memercikkan kuman (virus atau bakteri) ke udara."

"Maka secara tidak sengaja akan bisa terhirup ke saluran nafas seseorang sehingga bisa tertular," pungkasnya.

(Tribunnews.com/Fajar/Maliana)

Berita Terkini