TRIBUNJAKARTA.COM - Pada Ramadan ke-8 1441 H atau Sabtu (2/5/2020) ulama terkenal Kalimantan Selatan KH Zuhdiannor atau Guru Zuhdi meninggal dunia.
Guru Zuhdi meninggal dunia di Rumah Sakit Medistra Jakarta pada pukul 06.43 WIB.
Beliau adalah seorang ulama yang dicintai jemaahnya dan juga menjadi salah satu yang dihormati dan sering dimintai pendapatnya.
TONTON JUGA
Mendengar kabar kepergian Guru Zuhdi Ustaz Yusuf Mansur amat berduka.
Pendakwah ternama itu mengunggah potret wajah Guru Zuhdi yang telah meninggal dunia, Sabtu (2/5/2020), di akun Instagramnya @yusufmansurnew.
Pantauan TribunJakarta.com di foto tersebut wajah Guru Zuhdi tampak tersenyum bahagia.
• Dokter Positif Corona Isolasi Mandiri, Jalan ke Rumahnya Malah Ditutup Warga: Bukan Mau Menyudutkan
TONTON JUGA
Dalam postingannya, Ustaz Yusuf Mansur merasa kagum dan menyebut Guru Zuhdi meninggal dunia seperti tertidur.
"Kayak tidur aja. Senyum. Bahagia.
Akankah wafat kita seperti Tuan Guru Zuhdi? Yaaa Rabb...
Wa lahul Faatihah.." tulis akun Instagram @yusufmansurnew.
• Luka-luka di Kakinya Buat Jordi Onsu Penasaran, Betrand Peto Ungkit Masa Kecilnya: Ini Waktu Dulu
Tak cuma Ustaz Yusuf Mansur, seorang hafiz Alquran ternama Taqy Malik juga menyampaikan belansungkawa serta rasa kagumnnya.
Taqy Malik mengunggah video saat Guru Zuhdi yang sudah dibungkus kain kafan, diciumi oleh para palayat yang hadir.
Senyum semringah terlihat jelas di wajah jenazah ulama kharismatik itu.
Taqy Malik mengatakan senyuman tersebut menggambarkan Guru Zudhi yang akan melihat surga.
• Betrand Peto Pamerkan Ini di Rumah Barunya saat Video Call, Saudara di NTT Berdecak Kagum: Wih Keren
"Senyum wajah pian seakan akan melihat surga, Ya Allah husnul khotimah pian #KalselBerduka," tulis Taqy Malik.
Profil Guru Zuhdi
Melansir berbagai sumber, berikut profil dan fakta-fakta terkait Guru Zuhdi.
KH. Ahmad Zuhdiannor dilahirkan di Banjarmasin pada 10 Februari 1972 dari keluarga yang menekuni ilmu-ilmu agama seperti dikutip dari tulisan di ije7.blogspot.com Sabtu (2/5/2020).
Beliau merupakan putera dari H. Muhammad bin Jafri dan Hj. Zahidah binti KH. Asli.
Ayah beliau dikenal sebagai ulama yang cukup terkenal di Banjarmasin.
Sedangkan kakek beliau dari pihak Ibu, KH. Asli adalah tokoh ulama yang berdomisili di Alabio.
Keduanya nanti terlibat secara penuh dalam pendidikan Zuhdi kecil.
Beliau memiliki sembilan orang saudara.
Dua orang di antaranya sudah meninggal, sehingga ada tujuh orang yang masih hidup.
Nama-nama saudara beliau, Hj. Naqiah, Sa’aduddin, Jahratul Mahbubah, As’aduddin, Zulkifli, Najiah, Nashihah, dan Nafisah.
Pendidikan formal yang dijalani KH. Ahmad Zuhdiannor hanya sampai tingkat SD.
Setelah itu, beliau melanjutkan ke Pesantren Al-Falah, selama sekitar dua bulan, namun karena sakit kemudian berhenti.
Kemudian beliau belajar dari kakek beliau sendiri dari pihak ibu, KH. Asli selama satu tahun.
Bidang ilmu yang dipelajari di sana, yaitu Ilmu Tajwid, Fikih, Tashrif, Tauhid, Tasawuf.
Setelah satu tahun di Alabio, kemudian meneruskan mengaji dengan orang tuanya, belajar Tauhid, Fikih, Nahwu, Tasawuf.
Selama di Banjarmasin, beliau juga belajar dengan KH. Abd. Syukur Teluk Tiram, di sana dia belajar tasawuf, fikih, ushul fikih, Arudh.
Setelah meninggal KH. Abd. Syukur kemudian menambah lagi ilmu dengan KH. Muhammad Zaini bin Abdul Ghani (Guru Sekumpul), dengan beliau belajar beberapa ilmu, terutama akhlak kurang lebih selama tujuh tahun.
Pengaruh Guru Sekumpul terhadap Guru Zuhdi sangat kuat.
Pada banyak hal beliau selalu merujuk kepada figur sang guru ini, seperti dalam hal tarekat, beliau mengikuti Tarekat Sammaniyah.
Bahkan dalam berpakaian pun ketika mengisi pengajian, beliau sangat mirip dengan ulama kharismatik asal Martapura ini, yakni baju putih dengan serban besar di kepala.
KH. Ahmad Zuhdiannor pernah mengajar selama sekitar dua tahun di Pondok Pesantren Al-Falah Banjarbaru.
Aktivitas beliau sekarang ini yaitu membuka pengajian di Mesjid Jami pada Malam Ahad, pengajian di rumah Guru Zuhdi pada Malam Sabtu, pengajian di Teluk Dalam, Langgar Darul Iman malam kamis, dan pengajian di Sabilal Muhtadin pada malam Jum’at.
Jadi Relawan BPK
Di sela-sela waktu memberi pengajian dalam beberapa majelis di Banjarmasin Abah Haji (Guru Zuhdi) juga menjadi anggota pemadam kebakaran.
Ia pernah beberapa kali terlibat dalam kegiatan pemadaman api yang menghanguskan rumah warga di Kota Banjarmasin.
Beberapa kisah lucu saat menjadi anggota pemadam, terkadang beliau sampaikan di depan jamaahnya, sebagai selingan.
Dekat dengan Klub Sepak Bola Banua, Barito Putera
Tak hanya itu, Guru Zuhdi juga merupakan sosok yang dekat dan dihormati para petinggi klub sepak bola Kalimantan Selatan, Barito Putera.
Beberapa kali beliau terlibat acara-acara penting klub berjuluk Laskar Antasari tersebut mulai dari launching pemain dan jersey klub, kegiatan buka bersama, hingga acara-acara lainnya.