Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Jaisy Rahman Tohir
TRIBUNJAKARTA.COM, SETU - Longsornya gunungan sampah di Tempat Pembuangan Akhir atau TPA Cipeucang, Serpong, Tangerang Selatan ( Tangsel) menimbulkan pertanyaan tentang kualitas turap yang dibangun di tepiannya.
Seperti diberitakan TribunJakarta.com sebelumnya, gunungan sampah sebanyak lebih dari 100 ton longsor menghancurkan turap yang menahannya dan tumpah ke Sungai Cisadane hinga mencemarinya, pada Jumat (22/5/2020).
Anggota dewan hingga aktivis mempertanyakan kualitas turap yang dibangun dengan anggaran sebesar Rp 24 miliar itu.
Pasalnya, baru berusia lima bulan, namun turap beton atau sheet pile sudah ambruk.
• Kapolsek Tabrak Rumah Warga: Mobil Kencang, 2 Orang Tewas, Berhalusinasi, Kapolres Ungkap Ini
Pemerintah kota (Pemkot) Tangsel, melalui Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup, Yepi Suherman, mengungkapkan, perusahaan yang memenangkan tender dan membangun turap itu berasal dari Aceh.
"Kontraktor PT Ramai Jaya Putra Sejati yang dari Aceh, mendesainnya dan pengawasnya CV Design Engineering. Nilainya Rp 23 miliar lebih hampir 24," ujar Yepi di kantornya, Setu, Selasa (26/5/2020).
Yepi mengatakan, sudah memanggil keduanya, mempertanyakan ambruknya turap itu.
"Untuk CV Design Engineering sudah dipanggil, sudah rapat juga di sini dari Wika, ahli konstruksi. PT-nya juga sudah dipanggil PPK (Pejabat Pembuat Komitmen)," ujarnya.
• Presiden Jokowi: Mal dan Pusat Keramaian Bakal Dijaga TNI/Polri Selama New Normal
Yepi menjabarkan, turap berbahan beton untuk membatasi antara TPA dengan Sungai Cisadane itu membentang sepanjang 500 meter, bagian yang ambruk terdorong longsor sepanjang 60 meter.
"Bentangan sheet pile yang memanjang 400 meter, Lebarnya 100 meter, jadi total 500 meter," uajrnya.