TRIBUNJAKARTA.COM, PURBALINGGA - Masyarakat Kabupaten Purbalingga dihebohkan dengan isu penampakan "pocong".
Setelah sebelumnya sejumlah desa di Kecamatan Kutasari diteror, kali ini teror pocong meresahkan masyarakat Kelurahan Kalikabong Kecamatan Kalimanah.
Video beredar di jejaring sosial, masyarakat sekitar pada Minggu (31/5/2020) malam mengejar pocong yang disebut-sebut menampakkan diri di kelurahan tersebut.
Hariyanto satu di antara warga Kelurahan Kejobong menuturkan, kejadian terjadi sekitar pukul 21.30 WIB.
Penampakan poncong awal mula dilihat oleh seorang warga yang melintas di jalur Kelurahan Kalikabong.
"Pocong itu berdiri di tepi kebun dekat permukiman warga," ujarnya saat dihubungi Tribun, Senin (1/5/2020).
Menurutnya, warga yang melihat penampakan pocong itu akhirnya meminta tolong masyarakat sekitar.
Laporan tersebut membuat heboh warga dan mengejar pocong hingga ke semak-semak.
"Saya melihat warga yang mendapat laporan itu berbondong-bondong mengejar pocong," tutur dia.
Dikatakannya, warga yang mendapat laporan itu sama sekali tidak melihat adanya penampakan. Namun warga tetap fokus menyisir keberadaan pocong.
"Katanya menghilang di kebun yang penuh semak-semak. Selama ber jam-jam di kepung warga tidak ketemu. Langsung hansip berjaga sampai pagi," jelasnya.
Ia menyebutkan pengejaran pocong itu juga menghadirkan ahli spritual yang bisa mengetahui makhluk astral tersebut.
Bahkan Polisi yang sedang berpatroli sampai turun tangan mencari pocong yang meresahkan masyarakat.
"Karena kejadian sedang ramai, 4 polisi yang sedang patroli juga ikut menyisir," imbuhnya.
Geger masalah pocong tersebut dibenarkan oleh Lurah Kalikabong Suwartono. Awal mula penampakan pocong dilihat oleh pemuda yang ada di kelurahan tersebut.
"Awalnya ada anak yang lihat terus lari ke tanah kosong di belakang kelurahan namun tidak ketemu. Tanah kosong itu rimbun," tutur dia.
Kejadian itu, kata dia, mencuri perhatian masyarakat sekitar. Hal ini membuat masyarakatnya ikut mencari keberadaan pocong tersebut.
"Namanya anak-anak mungkin teriak terus pada keluar semua ikut mencari di rerumputan di lahan belakang Kantor Kelurahan," imbuhnya.
Menurutnya, kejadian tersebut baru pertama terjadi di lingkungannya. Adanya kejadian itu masyarakatnya telah siap untuk ronda.
"Tadi malam saya keluar tapi tidak melihat apa-apa. Tapi warga pada mengejar," kata dia.
Ia menghimbau setiap RT dan RW untuk mengaktifkan ronda. Dia juga berharap adanya kejadian tersebut lebih siap untuk menjaga lingkungannya.
Kapolsek Kalimanah AKP Sulasman mengungkapkan, pihaknya masih menelusuri perkara tersebut. Pihaknya telah memerintahkan anggotanya untuk mengecek ke lapangan.
"Saya juga sudah mendapat cerita dari Lurahnya," ujarnya.
Ia akan menelisik lebih jauh siapa masyarakat yang pertama melihat penampakan pocong itu.
Selain itu, pihaknya juga akan menulusuri siapa yang menggerakan warga untuk melihat kejadian itu.
"Saya lagi cari siapa yang tahu dan menggerakkan orang untuk pada lihat," katanya.
Tanggapan kepala desa hingga camat
Kepala Desa Candinata, Sukardi membenarkan adanya teror pocong di wilayahnya.
Namun saat dilacak pelaku teror hilang.
"Terornya melempari rumah tapi saat dicari pelakunya tidak ketemu, " tutur dia saat dihubungi tribunbanyumas.com, Jumat (29/5/2020).
Menurutnya, teror itu terjadi setiap malam. Hal tersebut sudah berlangsung selama empat hari.
"Yang lagi heboh saat ini pocong.
Istilah itu dari desa ke desa.
Tapi belum ada yang bisa membuktikan," kata dia.
Kata dia, hingga saat ini warga hanya mendengar suara lemparan batu.
Namun anehnya saat dicari tidak ditemukan batunya.
"Kalau dibuktikan batu yang dilemparkan tidak ada.
Hanya suara orang melempari batu. Saat dicari tidak ada, " jelas dia.
Ia menuturkan setelah adanya kejadian warga di desanya melakukan penjagaan di setiap sudut desa.
Penjagaan dilakukan setiap malam.
"Warga ada yang menjaga di kebun, pinggir jalan.
Hal ini terjadi setiap malam, " pungkasnya.
Sementara itu Kepala Desa Karangcegak, Eko Rastono menuturkan belum bisa membutikan secara akurat fisik pocong yang meneror desanya.
Namun teror yang saat ini terjadi adalah melempari atap rumah.
"Kadang ya dengar orang lewat. Kadang juga diliatin bentuknya putih namun saat dekati lari, " tutur dia.
Dikatakannya informasi dari desa-desa lain yang sering meneror bentuknya pocong.
Namun untuk di desanya sendiri belum ada yang memberikan fakta adanya pocong tersebut.
"Kalau kami dengar awal kejadian itu di Desa Candinata, " tutur dia.
Ia mengatakan teror lempar batu di desanya telah terjadi secara berturut-turut selama empat hari.
Hal ini tentunya warga gerah dan mengadakan ronda.
"Tanpa laporan dan adanya informasi yang beredar di media sosial jajaran Polsek Kutasari juga turun ke lapangan mengecek kebenaranya, " imbuhnya.
Hanya Isu
Sementara itu, Camat Kutasari Endi Astono menuturkan setelah dicek oleh Polsek maupun Koramil teror hanya isu belaka.
Hal tersebut tidak dipastikan kebenarannya.
"Setelah ditelusuri hanya katanya-katanya saja. Tidak pasti kebenarannya," tutur dia.
Endi mengatakan pihak Polsek Kutasari memberikan pembinaan kepada masyarakatnya agar tidak percaya isu. Masyarakat juga diminta tidak perlu resah adanya teror tersebut.
"Ini cuma isu tidak seperti itu (resah). Apalagi ini pandemi corona nanti menambah kerawanan," ujar Endi.
Senada Kapolsek Kutasari AKP Agus Amjat mengatakan telah memintai keterangan ke sejumlah warga yang melihat langsung adanya teror itu. Namun saat ditanya hanya mengetahui dari media sosial.
"Foto-fotonya yang beredar di media sosial hanya editan.
Jadi secara ilmiah belum bisa dibuktikan itu merupakan teror pocong yang dikhawatirkan pelaku kejahatan,"jelasnya.
Sementara itu, kata dia, teror pocong berbeda halnya dengan teror lempar kerikil .
Informasi dari masyarakat, pelaku melemparkan batu ke atap rumah masyarakat.
"Namun setelah ditelusuri orang yang mengetahui hal tersebut dalam kondisi bangun tidur mau saur mendengar itu," jelasnya.
Dikatakannya teror pocong dan lempar batu kejadian waktunya hampir sama. Teror pocong terjadi hampir sepekan sedangkan teror lempar batu terjadi sekitar tiga hari yang lalu.
"Isu itu terjadi di Cendana Candiwulan, dan Candinata, " tuturnya.
AKP Agus mengatakan adanya kejadian tersebut patroli terus dilakukan.
Selain itu masing-masing kepala desa juga menugaskan dua perangkat dan masyarakat desa untuk mengadakan jadwal siskamling.
"Kami sudah menyampaikan ke masyarakat bahwa kejadian tersebut hanyalah isu yang belum dibuktikan secara ilmiah
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Penampakan Pocong Gegerkan Warga Purbalingga, Polisi hingga Ahli Spiritual ikut memburu