Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina
TRIBUNJAKARTA.COM, PASAR REBO - Kampung Gedong merupakan satu diantara wilayah yang ada di Pasar Rebo, Jakarta Timur.
Bernama asli Kelurahan Gedong, masyarakat sekitaran sudah terbiasa menyebutnya dengan nama Kampung Gedong.
Asal Usul
Penyebutan nama Kampung Gedong sebenarnya diawali oleh adanya bangunan tinggi yang terletak di Jalan TB Simatupang, Jakarta Timur.
Bangunan tersebut bernama Rumah Tanjung Timur atau Gedung Groeneveld dan sering berganti kepemilikan pada masa kolonial Belanda.
Hal ini juga dikemukakan oleh Sejarawan JJ Rizal.
Menurutnya, semula kawasan itu terdapat landhuis atau rumah tuan tanah sisa peninggalan zaman particuliere landerijen, tanah partikelir perkebunan swasta di Tandjong Oost atau Tanjung Timur.
Kemudian, nama ini dimulai sejak masa pemerintahan Gubernur Jenderal Baron Van Imhoff.
Karena di lokasi tersebut terdapat sebuah bangunan besar peninggalan Belanda, maka masyarakat setempat menyebutnya Gedong.
Sebenarnya, kala itu beberapa masyarakat memiliki beberapa sebutan lainnya, seperti Gedong Tinggi dan Gedong Kongsi.
Namun, hingga saat ini masyarakat lebih mudah menyebutnya sebagai 'Kampung Gedong'.
Sejarah
Selanjutnya pada masa Demokrasi Terpimpin, area tersebut diambil alih oleh POLRI (1962-1985).
Sejak saat itu ratusan polisi menempati lokasi tersebut.
Tanpa dialiri listrik dan ditumbuhi pepohonan besar serta tak merubah bentuk bangunan, lokasi tersebut dijadikan mess untuk polisi yang sedang menjalani pendidikan.
Sayangnya, tepat di tahun 1985 terjadi kebakaran besar dan menghanguskan sebagian besar bangunannya.
Selanjutnya, area tersebut diserahkan kepada Pemerintah DKI Jakarta.
• Setelah Presiden Jokowi Marah, Beredar Daftar Menteri Bakal Diganti dan Penggantinya
• Diskotek di Daan Mogot Digerebek Satpol PP, Diduga Beroperasi selama PSBB Transisi
Saat ini, sekitaran lokasi tersebut dijadikan Asrama Polantas.
Namun, sisa peninggalan bangunan besar sejak zaman Belanda yang menjadi saksi bisu nama 'Kampung Gedong' itu masih terlihat sebagian.
Di beberapa dinding atau temboknya terlihat menghitam akibat bekas terbakar.
Sayangnya, bangunan tersebut kerap kali dikira masyarakat sebagai sebuah kontrakan akibat tertutup oleh Asrama Polantas.