Komisi Perlindungan Anak Pertanyakan Predikat Kota Layak Anak untuk Kota Depok

Penulis: Dwi Putra Kesuma
Editor: Suharno
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dwi Putra Kesuma

TRIBUNJAKARTA.COM, PANCORAN MAS - Predikat Kota Layak Anak (KLA) yang disandang oleh Kota Depok, Jawa Barat, menjadi hal yang kontradiktif dengan situasi dan kondisi saat ini.

Bagaimana tidak, berbagai kasus kekerasan terhadap anak semakin marak di Kota Depok, terhitung sejak pandemi Covid-19.

Mulai dari penculikan, hingga kekerasan seksual, mengincar para anak-anak di Kota yang berjargon friendly city ini.

Atas rentetan peristiwa itu, Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait, menyoroti kinerja Pemerintah Kota Depok yang menggemborkan kota layak anak.

Diasingkan Warga Sekitar, Pasien Covid-19 Asal Tangsel ini Sempat Stres Saat Isolasi Mandiri

"Saya juga orang sini (Depok), saya masih bertanya dan terus bertanya, apa wujud kota ramah anak itu. Saya penduduk Kecamatan Tapos, tapi saya lihat tak ada kebijakan-kebijakan itu yang memberdayakan masyarakat untuk memutus mata rantai kekerasan terhadap anak," kata Aris saat dikonfirmasi wartawan, Rabu (15/7/2020).

Bahkan, pria kelahiran 17 Agustus 1960 ini mengungkapkan, dirinya merasa malu atas maraknya kasus kekerasan terhadap anak di Kota tempat tinggalnya sendiri.

"Penculikan mengejutkan, pelecehan masih terjadi di Depok. Tentusaya bertanya dan malu sebenarnya, karena saya mengurus anak-anak secara nasional tapi di Depok sendiri belum layak," ungkapnya.

Arist berujar, perhatian Pemerintah Kota Depok terhadap anak patut dipertanyakan.

"Mohon maaf pada Pak Wali Kota yang akan maju lagi, kalau tidak berpihak kepada anak mau kemana masa depan Depok ini. Saya bukan orang politik. Saya mempertanyakan wujud nyata dari kota layak anak itu," ucapnya.

Simak Jadwal dan Peraturan Tes SKB CPNS 2019, Peserta Langsung Gugur Jika Suhu Tubuhnya Tinggi

Terakhir, Aris mengatakan baru insan pers dan aparat kepolisian yang memberikan perhatian lebih terhadap kasus kekerasan anak.

"uar biasa kejadian-kejadian di wilayah Depok, dan tidak ada respon dari kejadian-kejadian itu. Responnya hanya dari teman-teman media aja yang seakan-seakan jadi kompor, padahal bukan," pungkasnya.

Berita Terkini