TRIBUNJAKARTA.COM - Sandiaga Uno akhirnya buka suara terkait peluangnya dalam pemilihan umum presiden dan wakil presiden (Pilpres) 2024.
Sebelumnya, Sandiaga Uno telah mencicipi kontes Pemilu pada 2019, saat maju menjadi Calon Wakil Presiden Prabowo Subianto.
Kepada Roy Marten, Sandiaga Uno menceritakan terkait Pilpres 2024 mendatang.
Hal itu bermula ketika Roy Marten menanyakan sosok pendamping Sandiaga Uno di Pilpres 2024.
"2024 abang mau maju dengan siapa? Kalau saya lihat ada 3 calon lebih, salah satunya pasti Bang Sandi," tanya Roy Marten dilansir TribunJakarta dari vlog Marten and Friends pada Selasa (28/7).
TONTON JUGA:
Tak langsung menjawab, Sandiaga justru menceritakan mengenai dunia bisnis dan politik yang berbeda.
"Bisnis sama politik itu beda. Bisnis itu kita rencanakan dan betul dijaga masterplannya, tetapi yang terjadi di politik itu gak pernah bisa diduga karena sifatnya cair banget," beber Sandiaga Uno.
• Fakta Lengkap Sopir dan Penumpang Tewas Tanpa Busana di Mobil, Polisi Ungkap Ada Bercak Sperma
Sandiaga kemudian menuturkan pengalamannya ketika maju di Pilkada DKI 2014 dan Pilpres 2019.
"Itu sudah 9 bulan lebih kampanye, digebukkin kiri kanan. Tiba-tiba last minuTe jadi wagub tuh. Pas di Pilpres 2019, aku lagi di Moscow untuk program sister city DKI terus diminta kembali pulang."
FOLLOW JUGA:
"2 hari pulang terus diumumin jadi calon pendamping Pak Prabowo. Jadi banyak hal yang kita tak pernah duga," papar Sandiaga Uno.
• Kisah Bunga Jadi PSK Online di Semarang: Pilih Pelanggan yang Muda, Sempat Diajak Nikah Siri
Dengan pengalamannya itu, Sandiaga menegaskan saat ini fokus untuk terus bekerja dan berkontribusi pada masyarakat.
"Kontestasi ini akan terjadi tiap 5 tahun. Nanti kalau kita bicarakan agenda 2024, 4 tahun ini kita diributkan dan energi terkuras, terpecah belah. Kita kerja aja, biar proses seleksi politik berjalan natural."
"Kalau sudah masuk musimnya baru kita omongin dan saya titip pesan kepada kalian, kita berharap semoga politiknya gak terbelah lagi. Beda pilihan boleh tetapi kita guyub sebagai bangsa," bebernya.
• PNS Bisa Dapat 6 Tunjangan Selain Gaji Pokok, Tertinggi Hampir Rp 100 Juta Per Bulan
Meski demikian, Sandiaga Uno menuturkan dua hal yang akan dilakukannya andai menjadi Presiden RI.
"Yang paling ditunggu masyarakat kita itu solusi ekonomi. Jadi kita harus menciptakan lapangan pekerjaan dan kuncinya sektor ekonomi keluarga, korporasi, sektor finansial diperkuat dan undang investasi," jelas Sandiaga Uno.
Sandiaga menilai, industri ekonomi kreatif juga perlu didorong serta kedaulatan pangan sehingga harga bahan pokok stabil.
FOLLOW JUGA:
"Jangan sampai warga mengeluh harga daging dan sembako naik. Kita kaya raya, negara kita sangat subur," papar Sandiaga Uno.
Tak hanya itu, Sandiaga juga mengaku akan investasi besar-besaran pada Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika.
• Lihat Wallpaper & Nama Kontak Aurel di Ponsel Atta Halilintar, Nagita Slavina Beri Sindiran Pedas
"Jangan sampai Indonesia terpecah belah, saya berjuang sampai titik darah penghabisan agar bangsa kita rukun, gotong royong dan saling membantu," beber Sandiaga Uno.
Peluang Sandiaga Uno untuk Menjadi Ketua Umum Gerindra
Refly Harun menanyakan kemungkinan Sandiaga Uno untuk menjadi Ketua Umum Partai Gerindra dalam Kongres Gerindra tahun 2020.
Refly mengatakan dengan posisi Prabowo yang kini sibuk menjabat Menteri Pertahanan, tidak menutup kemungkinan bagi Sandi untuk maju sebagai Ketum Gerindra.
Sandi kemudian menjawab bahwa Prabowo dipastikan bakal maju kembali sebagai Calon Ketua Umum Partai Gerindra di kongres tahun ini.
Sandi bahkan telah memberikan dukungan secara langsung kepada Prabowo.
"Sekitar Januari akhir atau Februari awal, beliau (Prabowo) ngajak ngomong berdua dan beliau mengatakan akan maju kembali menjadi Ketua Umum di kongres yang akan datang. Kongres rencanamnya sebelum lebaran tapi karena covid-19 ya ditunda."
"Saya katakan, itu hak prerogratif (Prabowo) dan saya mendukung (Prabowo maju kembali sebagai Calon Ketua Umum Gerindra," terang Sandi.
Soal Rumor Sandiaga Ditinggalkan Prabowo saat Negosiasi dengan Jokowi
Lebih lanjut, Sandi ditanya Refly soal opini yang muncul bahwa Sandi ditinggalkan saat Prabowo melakukan negosiasi hendak masuk ke pemerintahan menjelang Oktober 2019 silam.
Menjawab hal itu, Sandi mengatakan ada pembicaraan di awal soal negosiasi itu.
Di sisi lain, dirinya saat itu belum resmi kembali ke Partai Gerindra.
Proses negosiasi dilakukan oleh Prabowo sebagai Ketua Umum Gerindra bukan dalam kapasitasnya sebagai mantan Calon Presiden.
"Jadi pembicaraanya bukan antar paslon tetapi antara Gerindra dan koalisi Indonesia Maju,"ungkapnya.
Kata Sandi soal Posisi Partai Gerindra dan Kader yang Kritik Pemerintah
Soal posisi Gerindra saat ini, Sandi menegaskan Gerindra adalah partai pendukung pemerintah dengan dua menteri di kabinet.
Namun, Sandi mengakui terdapat kader Gerindra yang diberi kebebasan yakni Fadli Zon yang diketahui masih terus melancarkan kritik ke pemerintah.
Hal itu juga berlaku untuk dirinya.
"Pak Fadli itu bicara bukan mewakili Gerindra , Fadli Zon sebagai wakil rakyat. Saya juga bukan jubir Gerindra dan saya buka jubir siapa-siapa, tetapi saya ingin terus berada di tengah-tengah masyarakat," ujar dia. (*)