Daging ayamnya yang berasal dari bagian dada dan paha diolah agar lembut.
Sekira tahun 90-an, Sate RSPP kemudian melebarkan sayap bisnisnya ke sejumlah titik di Jakarta dan sekitarnya.
Di antaranya, ada di Bintaro, Lebak Bulus, Menteng, dan Tebet.
Semenjak ayahnya tutup usia, usaha satenya kini diteruskan Muri dan adiknya.
Kini di masa Pandemi, bara api dari tempat panggangan dari warung sate RSPP tak ikut padam.
Banyak pembeli yang datang memesan sate ayam RSPP. Kepulan asap masih terus menyeruak sampai ke pinggir Jalan Raya Kyai Maja arah Taman Langsat saat malam hari.
Menyantap sate RSPP sehabis pulang kerja, sepertinya enak juga.
Lebaran habis 10 ribu tusuk
Bila sebagian besar pelaku usaha memutuskan mudik dan rehat sejenak di Hari Lebaran, Sate Ayam RSPP tidak demikian.
Justru hari tersebut jadi peluang besar untuk raup cuan besar.
Soalnya, banyak orang yang memesan satenya di hari itu.
"Hari lebaran kita tetap buka, karena banyak orang yang nyari sate. Hari biasa di waktu normal bisa habis sekitar 5 ribu tusuk sedangkan lebaran bisa 10 ribu tusuk," ungkapnya.
Makan di mobil
Saat ini, masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Ketat melarang sementara waktu warga makan di tempat (dine in).
Namun, bila anda berada di luar dengan rasa lapar yang sudah tidak bisa diajak kompromi, ada beberapa tempat yang membuka layanan dine in tetapi di dalam mobil.