Menurut penuturannya kepada penyidik, pelaku K mengaku merencanakan pembunuhan pertengahan Oktober karena sakit hati ditagih utang Rp 1 juta.
Awalnya, K meminjam Rp 500 ribu pada awal Oktober sebagai uang muka rental mobil untuk pulang ke kampungnya karena ada keperluan.
Seminggu setelah pulang dari kampung, K tak dapat uang sehingga kembali meminjam uang sebesar Rp 500 ribu ke Bunda Maya.
Pelaku saat meminjam uang Rp 1 juta, sempat berpesan agar Bunda Maya merahasiakan persoalan ini dari istri pelaku yang bekerja sebagai ART paruh waktu.
"Waktu pinjam si tersangka bilang tolong jangan disampaikan ke istrinya," ucap AKP I Kadek Vemil.
Berbilang hari, Bunda Maya terus menagih uangnya dan K alias A pun kesal.
Belakangan, rahasia K alias A yang mengutang Rp 1 juta diketahui istrinya karena aduan Bunda Maya. Pelaku dan istrinya pun kerap cekcok perihal utang tersebut.
"Lantaran sudah lebih dari dua minggu belum dibayar, disampaikanlah utang itu ke pembantu (istri pelaku, red)," imbuhnya.
Dalam kondisi bingung bagaimana melunasi utang, terbesit dalam pikiran K alias A untuk menghabisi Bunda Maya.
Tak Sampai Memperkosa
Jarum jam menunjukkan pukul 22.00 WIB, saat K alias A membekap mulut korban sampai terjatuh di ruang tamu, lalu menganiayanya secara brutal di dapur di malam pembunuhan.
Polisi memastikan, tendangan dan injakan K menyasar kepala sehingga leher dan gigi depan guru ngaji AM atau Bunda Maya patah.
"Korban masih dalam keadaan sekarat. Lalu pelaku memasukkan korban ke dalam sumur,” lanjut AKP I Kadek Vemil.
Pelaku ingat ada sumur tertutup beton di belakang rumah. Tubuh Bunda Maya yang masih memakai daster lalu dimasukkan ke dalamnya.
Bibir sumur kemudian kembali ditutup pelaku menggunakan beton.