TRIBUNJAKARTA.COM - Yuna & Co., mengumumkan kolaborasi terbaru dengan gerakan non-profit Lipstick untuk Difabel (LUD) pada Selasa (5/1).
Keduanya bertujuan untuk mendorong para perempuan Indonesia mengeluarkan potensi terbaik mereka, melampaui batas-batas yang ada, serta menjalani hidup dengan percaya diri.
Yuna & Co. memberikan jasa personal styling serta menyediakan fashion items untuk 6 orang model difabel pada sesi pemotretan terbaru LUD.
Yuna & Co. juga memproduksi konten tentang LUD yang akan dimuat dalam kanal digital perusahaan serta segenap media partnernya.
Kolaborasi ini didukung pula oleh brand-brand desainer lokal ternama di Indonesia, yang merupakan partner Yuna & Co., antara lain: Figure, Le Bijou, Clouwny, Senora, Elgra, Cloxvox, Ramune, Jauw Active, Bearnice, Square The Label dan Mava.
“Melihat visi dan misi Yuna & Co., saya merasa mereka dapat membantu teman-teman difabel untuk menemukan style terbaik mereka dalam berbusana; bukan hanya make-up, tetapi pakaian yang tepat juga mampu meningkatkan rasa percaya diri semua perempuan,” ujar Laninka Siamiyono, Founder Lipstick Untuk Difabel dalam keterangan resminya.
Gerakan LUD yang dimulai Laninka sejak Juli 2018, awalnya berupaya untuk mendorong kaum perempuan difabel tampil lebih percaya diri melalui make-up.
FOLLOW JUGA:
Bentuk gerakan ini berupa donasi kepada wanita difabel dengan mengumpulkan lipstick dari sumbangan sesama wanita di Indonesia.
Dalam waktu dua tahun, LUD telah berkembang menjadi sebuah komunitas inklusif yang menyatukan wanita difabel dan non-difabel untuk saling menyemangati, berbagai informasi, dan saling peduli satu sama lain.
Baca juga: Sinopsis Film Dredd Tayang di Bioskop Trans TV Malam Ini, Mengungkap Jaringan Narkoba
“Saya pribadi merasa ini merupakan sebuah gerakan yang luar biasa. Di Yuna & Co, misi kami adalah menghadirkan kebahagiaan dan rasa percaya diri dalam setiap momen kehidupan para wanita Indonesia melalui personal styling, dan LUD merupakan pengejawantahan dari misi tersebut,” ungkap Winzendy Tedja, Founder & CEO Yuna & Co.
Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional tahun 2018, diperkirakan ada 14,2% penduduk Indonesia yang menyandang disabilitas - atau sekitar 30,38 juta jiwa.
Di seluruh dunia pun, WHO memperkirakan ada 1 milyar orang atau 15% dari total populasi global yang memiliki disabilitas.
Kaum difabel cenderung mendapatkan tantangan lebih besar untuk dapat berpartisipasi secara aktif dalam kehidupan bermasyarakat.
Hal ini terjadi karena kekurangan akses, keterbatasan cara komunikasi, adanya diskriminasi, hingga stigma negatif yang terus melekat.
“Keterbatasan fisik tidak boleh menghalangi mereka untuk terus berkarya, mencintai diri sendiri, dan melampaui batas-batas yang ada,” tukas Winzendy.