Tak sembarangan, Retno mengatakan Jenal memiliki ekonomi yang cukup memprihatinkan.
Jenal Arifin atau akrab disapa Jenal merupakan pedagang sayur keliling.
Di usia senja, ia masih harus bekerja untuk menafkahi istri dan empat anaknya.
Tiap sore hingga pukul 22.00 WIB, ia harus menjajakan sayur yang dibelinya di pasar.
Naas, motor yang menjadi kendaraan utamanya kerap mogok.
Terlebih ketika hujan, motor tersebut kerap mogok dan Jenal harus mendorongnya ke bengkel.
"Kami merasa Pak Jenal sudah target yang cocok. Karena motor yang jadi kendaraan utamanya justru kerap mogok pas dibawa berjualan," ungkapnya.
Kisah lainnya yang membuat keempatnya iba saat mengetahui Sofiah yang duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) masih menunggak bayaran sebesar Rp 200 ribu.
Meski bagi sebagian orang tak terlalu banyak, tapi bagi Jenal uang tersebut sulit sekali didapatkan.
"Mirisnya anaknya itu belum bayar SPP. Jadi semoga dengan adanya galang dana ini bisa membantu Pak Jenal," jelasnya.
Saat ini, keempatnya masih fokus pada dana untuk Jenal dan belum berencana melanjutkan donasi lainnya.
"Ini memang awalnya karena tugas kuliah. Kemudian kami terjun dan menjadi banyak bersyukur. Biasanya banyak mengeluh sekarang pikiran kami jauh lebih terbuka. Namun bila ada kesempatan untuk membantu sesama di kemudian hari akan kami pikirkam kembali untuk membuka donasi," tandas Retno.