Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengklaim berhasil mengatasi banjir yang menerjang ibu kota di awal tahun 2021 ini.
Namun, klaim tersebut ternyata disambut negatif oleh warga Jakarta.
Hasil survei kerja sama antara Ruang Waktu dan Hukum Online menunjukkan bahwa kepuasan masyarakat terhadap kinerja penanganan banjir di DKI Jakarta sangat rendah.
Hal ini dijelaskan Direktur and Chief Knowledge Worker Ruang Waktu, Wicaksono Sarosa dalam acara Dialog Multi Stakeholder Jakarta Smart City secara virtual pada Kamis (4/3/2021) lalu.
"Pada umumnya responden merasa belum puas terhadap kinerja Pemprov DKI Jakarta. Khususnya masalah banjir," ucap Wicaksono.
Selain itu, masyarakat juga menilai penanganan kemiskinan, permukiman kumuh, polusi udara, transparansi anggaran, pungli, hingga kebijakan Pemprov DKI belum maksimal.
Baca juga: Robby Abbas Ungkap Alasan Gunakan Narkoba, Tak Punya Pekerjaan: Banyak Masalah dan Stres
Baca juga: Tak Disiapkan Tempat Parkir, Kios UKM di Jalan Sudirman Dikhususkan untuk Pejalan Kaki
Baca juga: Penunjukan Moeldoko Jadi Ketum Demokrat Diwarnai Insiden Berdarah, Ada Serangan ke Massa AHY
"Ada beberapa masalah lain yang turut mengemuka, seperti parkir liar, kurangnya ruang terbuka, serta penataan PKL," ujarnya.
Lebih lanjut, Wicaksono menuturkan hasil survei mengenai pelayanan publik dengan menggunakan Jakarta Smart City atau JAKI.
Survei itu menunjukkan, 48 persen responden sudah bahwa Pemprov DKI memiliki aplikasi JAKI (Jakarta Kini), sisanya 52 persen tidak tahu.
Lalu terdapat 49,2 persen responden tidak pernah menggunakan JAKI dan dari jumlah tersebut, 69,4 persennya merasa puas dengan layanan JAKI.
Kondisi ini berbeda dari tekad Gubernur DKI Jakarta Anies untuk menjadikan Jakarta sebagai kota yang cerdas atau smart city dengan mengembangkan aplikasi JAKI (Jakarta Kini).
Baca juga: ATM Masker di Bandara Soekarno-Hatta, Tersebar di Beberapa Terminal dan Masjid
"Jadi sebagian besar responden yang mengisi survei tersebut belum familiar dengan konsep Jakarta Smart City dan aplikasi JAKI. Mereka masih mengandalkan instagram dan website Pemprov DKI dalam mencari informasi," imbuh Wicaksono.
Dengan demikian, Wicaksono menyatakan, perlunya pembenahan pelayanan publik di Jakarta dan meningkatkan pemanfaatan teknologi dapat membantu pelayanan publik.
Menurut Wicaksono, ada beberapa isu perkotaan di Jakarta belum tersentuh oleh solusi teknologi sehingga menurutnya kemajuan penanganan masalah tersebut cukup lambat.