Perjuangan Mantan Kru Srimulat Bertahan Hidup Jadi Tukang Servis Jam: Kepepet Apapun Dilakoni

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sriyanto mengkal di tempat terbuka di Jalan MT Haryono Manahan, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo.Sriyanto sempat bergabung dalam grup Srimulat. Ia tercatat sebagai kru asisten dekorasi grup Srimulat beberapa tahun silam.

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Sriyanto sempat bergabung dalam grup Srimulat.

Ia tercatat sebagai kru asisten dekorasi grup Srimulat beberapa tahun silam.

kini, Sriyanto hanya duduk di pinggir jalan seperti pedagang kaki lima di tepi Jalan MT Haryono, Kota Solo.

Di depan Sriyanto duduk terdapat satu meja kecil lengkap dengan sebuah laci lusuh berwarna cokelat bertuliskan 'Servis Jam dan Blits Kamera'.

Ayah tujuh anak itu bertahan hidup sebagai tukang servis jam dan blitz kamera.

Sriyanto mengaku telah menjadi tukang servis jam dan juga reparasi kamera selama 10 tahun lebih.

Sehari-hari Sriyanto mangkal di tempat terbuka di Jalan MT Haryono Manahan, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo.

Sriyanto merupakan warga asli Padasan RT 03 RW 08 Mranggen, Polokarto Sukoharjo.

Sebelum terjun ke dunia servis arloji, kamera dan blitz itu, Haryono menceritakan kisah hidupnya sejak masa mudanya.

Baca juga: Dua Wanita Muda Keasyikan Nipu, Perdayai Sejumlah Korban dengan Jual Nama LIPI

Baca juga: Wapres Maruf Amin Sebut Perempuan dan Anak Kerap Jadi Korban dalam Pernikahan yang Tak Sehat

Ia sampaikan dirinya bahkan hanya lulus sekolah menengah.

"Sekolah saya tidak tamat hanya sampai STM, dan saya tidak memiliki kemampuan apa-apa pada awalnya," aku dia kepada TribunSolo.com, Rabu (17/3/2021).

Ia sampaikan keadaan memaksa dirinya untuk bisa terus bisa bertahan hidup.

"Ya karena kepepet (terjepit) jadi apapun dilakoni," jelasnya.

Dia bahkan rela melintang dari Sukoharjo ke Kota Solo belasan kilometer untuk memulai mencari peruntungannya.

Dulu sebelum berjualan dia menceritakan merupakan orang yang senang iseng untuk melakukan bongkar pasang barang.

Halaman
123

Berita Terkini