Sejak tahun 1960
Tak jauh dari balai pengobatan alternatif itu, terdapat rumah salah satu anak dari keturunan Haji Naim bernama Sanusi.
Di teras rumahnya, ia bercerita bahwa ayahnya, Naim sempat berguru ke aliran pencak silat Cimande. Di sana, ia tak hanya belajar bela diri, melainkan juga mendalami pengobatan patah tulang.
"Ayah saya Haji Naim orang yang suka merantau dulunya (berguru). Ke Banten, ke Cirebon akhirnya ke Cimande. di Cimande belajar mendalami pengobatan patah tulang," katanya.
Begitu mahir memijat, Naim tak langsung membuka jasa pijat patah tulang. Awalnya, ia sering membantu orang sekitar dan tetangga yang mengalami patah tulang.
Karena ahli dalam menyembuhkan patah tulang, namanya pun mulai santer terdengar. Naim kemudian mendirikan pengobatan ini pada tahun 1960.
"Dulu bantuin orang sakit, jadi dikata buka ya namanya orang butuh pertolongan, yaudah rumah kita diubah menjadi tempat praktik," ujar Sanusi.
Sanusi mengenang awalnya Naim menangani pasien di depan teras rumah mereka.
Namun, jumlah pasien yang datang terus bertambah membuat Naim melebarkan tempat pengobatannya. Selain itu, ada juga yang butuh perawatan inap.
Akhirnya, rumahnya dijadikan balai pengobatan alternatif patah tulang dan rawat inap sampai sekarang.
"Dulu kadang kan kalau pasien yang harus rawat inap dibawa ke dalam rumah. 'Wah kalau begini enggak ngena nih'. Padahal ini khusus rumah, jadi kita bikin tempat penginapan pasien," tambahnya.
Minyak asli Cimande
Ciri khas dari pengobatan patah tulang Haji Naim adalah pemakaian minyak khas dari Cimande.
Minyak itu ibarat obat mujarab untuk menyembuhkan patah tulang.
Baca juga: Penampakan Perempuan Misterius di Sungai, Tertangkap Kamera Sedang Bantu Pencarian Korban Kecelakaan
Sanusi menjelaskan minyak Cimande di antaranya terbuat dari minyak kelapa dan tebu.