Bom di Makassar

Al Chaidar: Buaian Surga Jadi Motif Pelaku Bom Bunuh Diri Jaringan JAD Ajak Anggota Keluarganya

Penulis: Dwi Putra Kesuma
Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gegana Brimob Polda Metro Jaya saat proses evakuasi benda diduga bom yang ditemukan depan rumah Ketua KAMI Ahmad Yani di Duren Sawit, Jakarta Timur, Jumat (26/3/2021)

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dwi Putra Kesuma

TRIBUNJAKARTA.COM, PANCORAN MAS – Aksi bom bunuh diri terjadi di Gereja Katedral, Makassar, pada Minggu (28/3/2021) dua hari lalu.

Belakangan diketahui, pelaku berjumlah dua orang dan merupakan pasangan suami istri yang baru menikah selama enam bulan lamanya.

Peristiwa bom bunuh diri dengan mengajak anggota keluarga ini bukan kali pertama terjadi di Indonesia.

Baca juga: Terduga Teroris di Ciputat Timur Diduga Simpatisan FPI: Kerap Pulang Tengah Malam

Baca juga: Kesaksian Warga, Polisi Amankan Atribut FPI dari Rumah Terduga Teroris di Ciputat

Tahun 2018 silam, pelaku bom bunuh diri di Surabaya, mengajak istri serta anaknya hingga tewas mengenaskan.

Menanggapi hal memilukan ini, pengamat teroris, Al Chaidar, mengatakan, pada dasarnya para pelaku bom bunuh diri ini memiliki interpretasi atau tafsiran yang “aneh” terhadap ajaran agama yang dianutnya.

“Iya pada dasarnya mereka membuat interpretasi yang aneh terhadap ajaran agama bahwa dianjurkan masuk surga secara bersama dalam satu keluarga,” kata Chaidar dikonfirmasi wartawan, Selasa (30/3/2021).

“Padahal itu tidak ada anjuran, yang disuruh ada anjurannya disuruh menjaga diri keluarga dari api neraka,” timpalnya lagi.

Baca juga: Malam Panjang Warga Balongan di Tengah Malam: Sesak Nafas, Demonstrasi hingga Rasakan Ledakan Hebat

Baca juga: Komentar Pengacara Rizieq, Atribut FPI Disita dari Penangkapan Terduga Teroris di Sejumlah Lokasi

Sebelumnya diberitakan, Chaidar juga menyebut bahwa pelaku berasal dari kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD), yang berafiliasi kepada ISIS.

“Bom bunuh diri pasangan suami istri kelompok JAD yang berafiliasi kepada ISIS,” jelasnya melalui sambungan telepon.

Soal rumah ibadah umat nasrani yang menjadi targetnya, Chaidar mengatakan bahwa hal ini dipicu oleh “penyakit” christophobia yang diidap oleh kelompok teroris ini.

“Iya pemicunya bahwa gerakan teroris yang ada di Indonesia mengidap penyakit yang disebut dengan christophobia. Mereka sangat benci kepada agama, orang, dan tempat ibadah nasrani, sehingga mereka melakukan serangan ke gereja,” ujarnya.

Keseharian pelaku bom Makassar

Polisi telah mengungkap identitas pelaku bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar.

Dua jenazah pelaku pengeboman itu juga telah diserahkan kepada pihak keluarga.

Penyerahan jenazah setelah dilakukan identifikasi pengambilan sampel DNA serta menggali keterangan dari anggota keluarga.

Pelaku laki-laki berinisial L dan pelaku perempuan berinisial YSF.

L merupakan warga Kelurahan Bunga Ejaya, Kecamatan Bontoala, Makassar.

Ketua RT setempat, Ismail menyebut L sehari-harinya melakukan kegiatan jual beli motor.

Selain itu, pelaku bom bunuh diri tersebut juga bekerja dengan menjual makanan.

"Kalau bekerjanya biasa, jual beli motor, jual makanan jadi," ujarnya, dikutip dari YouTube Kompas TV, Senin (29/3/2021).

Menurutnya, L diketahui mulai jarang bergaul dengan tetangga setelah menikah pada tahun lalu.

"Ramah sebetulnya, (tapi) agak tertutup," ungkap dia.

Dikutip dari TribunTimur.com, Ismail berujar L sudah lama menjadi warganya.

Ia menyebut identitas istri L tak diketahui oleh warga setempat.

Bahkan, sambung Ismail, pernikahannya tak terdaftar di RT RW setempat.

"Sudah lama menjadi warga di sini," ujarnya, Senin.

Baca juga: Ini Bukti Polisi Sebut Dua Terduga Teroris Bekasi dan Condet Pernah Hadiri di Sidang Rizieq Shihab

Baca juga: Jaksa Bantah Dakwaan Terhadap Rizieq Shihab Dibuat Tak Berdasar Bukti

Ismail mengatakan, letak rumah kedua pelaku berada di lorong setapak yang tak jauh dari rumahnya.

Walaupun bertetangga, L tak begitu akrab dengan warga setempat.

"Tidak terlalu akrab, tidak ada sapaan kalau ketemu, terkesan tertutup," jelas Ismail.

Sementara itu, L dan YSF disebut mempunyai peran besar sebelum melakukan aksi bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar, Minggu (28/3/2021) lalu.

Ternyata pasangan suami istri itu punya peran besar dalam menyebarkan paham menyimpangnya.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo berujar, L dan YSF sering mengikuti pengajian di perumahan Villa Mutiara Cluster Biru.

Di perumahan berlokasi di Kecamatan Biringkayana, Makassar itu, keduanya mendoktrin peserta pengajian untuk aksi jihad.

"Mereka ada dalam kelompok pengajian Villa Mutiara dimana masing masing punya peran untuk memberikan doktrin dan mempersiapkan rencana untuk jihad," ujarnya, dikutip dari TribunTimur.com, Senin. (*)

Berita Terkini