"Jualan. Pagi-pagi bangun, nanti ada kawan almarhum mamak yang jemput pakai becak belanja, trus habis itu ke pajak jualannya," katanya saat ditemui di rumahnya yang berada di Jalan Kawat 3 Gang Padi, Tanjung Mulia, Medan pada Selasa (6/4/2021).
Saat ini Mega Sari Nainggolan sedang menempuh pendidikan Program Diploma IV Akuntansi Perguruan tinggi di Politeknik Medan.
Untuk biaya kuliahnya pun ia masih bingung harus ke mana mencarinya. Sebab biaya per semesternya cukup besar.
Apalagi kini dia harus mencari uang sendiri semenjak orang tuanya tiada.
Saat ini mereka tinggal bersama nenek dan kakek dari almarhum ibunya.
Mereka tinggal di area pinggiran Jalan Tol, berbatas dengan tembok pembatas jalan.
Untuk menuju ke lokasi rumahnya pun harus melewati jalan kecil berbatu yang hanya muat satu kendaraan roda dua.
Belum lagi harus melewati jalan setapak pinggiran rawa-rawa serta melewati jemuran warga sekitar.
Baca juga: Tak Bisa Tutupi Bahagia Anaknya Besok Sekolah, Sriatun: Kelamaan Sekolah Online Kami yang Repot
Baca juga: Aksi Maling Celana Dalam Wanita di Kabupaten Bekasi Terekam CCTV, Pelaku Pakai Topeng Ninja
Baca juga: Wali Kota Bekasi Imbau Warga Tak Tergiur Iming-iming Masuk Kerja Melalui Praktik Percaloan Berbayar
Nenek Mega, biasa dipanggil Opung Raksi Silaban, mengatakan akan berusaha merawat keempat cucunya tersebut.
Mereka akan berupaya keras supaya Mega dan adiknya tetap bisa melanjutkan pendidikan.
Meskipun hidup dalam keluarga yang sederhana, berdagang di pasar serta suami sebagai sopir truk sebuah pabrik, Nenek Mega menegaskan akan berupaya menghidupi anak dari almarhum anak perempuannya tersebut.
"Kita bakal berusaha merawat mereka. Sama-sama lah nanti keluarga membantu," katanya
Sama seperti cucunya.
Opung Raksi berharap agar pelaku yang menabrak anaknya segera menyerahkan diri dan bertanggung jawab.
Ia berharap agar pelaku mengerti bahwa ada empat anak dari korban tabrak lari tersebut yang harus dinafkahi.
Sementara orang tuanya meninggal secara tragis.