Fendi Alfiansyah (22), suaminya Ratna harus membayar sekitar Rp 7 juta lebih.
“Disuruh bayar seperti umum, Rp 7 juta lebih. Kalau pakai KIS, dikarantina 15 hari, paling cepat dua hari atau lebih,” katanya.
Ratna tidak mengetahui alasan tidak diberikannya ari-ari bayinya.
Baca juga: Buka-bukaan Anies Soal Penyebab Korupsi di Tubuh Pemerintahan
Ia sempat menanyakan keberadaan ari-ari bayinya kepada tenaga medis, keterangan dari tenaga medis itu, ari-ari sudah dikebumikan.
Ketika ditanya keberadaan makam ari-ari bayinya, tidak ada jawaban jelas yang ia terima.
“Hingga saat ini saya tidak tahu ada di mana,” paparnya.
Hal mencurigakan dialami Ratna beberapa hari kemudian setelah ia melahirkan bayi.
Ia mengaku didatangi dua orang tenaga kesehatan dari RS Karsa Husada.
Kedatangan mereka untuk memberikan penjelasan adanya kemungkinan sebagian kecil biaya yang telah dikeluarkan Ratna bisa kembali.
“Ada petugas kesehatan yang datang dan memberitahu kalau uangnya bisa kembali sebagian tapi masih belum pasti. Ada dua orang yang datang. Tenaga medis yang datang itu adalah bidan yang bilang kalau saya memaksa pulang, maka harus bayar seperti pasien umum,” paparnya.
Diceritakan Ratna, dua orang tenaga medis itu juga mengutarakan permintaan maaf kepada Ratna dan anggota keluarga lainnya.
Baca juga: Suara Bergetar Hotman Paris Tahu Cerita Malam Pertama Desiree Pisah Kamar: Saya Hampir Nangis
Mereka juga menjelaskan alasan lamanya hasil swab keluar.
“Katanya ada alat yang rusak sehingga harus dikirim ke Kota Malang. Tapi sampai sekarang tidak ada kabar hasilnya. Saya tidak menanya, karena tidak mau urusan, yang penting sudah sehat,” paparnya.
Kepala Seksi Pelayanan Medis, dr Ferdi menjelaskan ari-ari dari bayinya Ratna masuk kategori limbah medis.
Pasalnya, Ratna diketahui reaktif berdasarkan tes cepat.