Sisi Lain Metropolitan

Cerita Gino, Kakek Penjaga Makam Menteng Pulo: Sedang Nabung Biaya Kuliah S2 Anak Bungsu

Penulis: Satrio Sarwo Trengginas
Editor: Wahyu Septiana
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sosok Gino, penjaga makam di TPU Menteng Pulo, Tebet, Jakarta Selatan pada Minggu (11/4/2021).

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas

TRIBUNJAKARTA.COM, TEBET - Dinaungi sebuah pohon Kamboja nan rindang, Gino (70) duduk di tepi sebuah makam di Tempat Pemakaman Umum Menteng Pulo, Tebet, Jakarta Selatan.

Sembari melepas lelah, penjaga makam itu bercerita saat ini pendapatannya mengurus makam lebih baik ketimbang awal Pandemi Covid-19 tahun lalu.

Bagi Gino dan sesama penjaga makam lainnya, momen ini menjadi titik balik untuk menuai rezeki. 

Meski sudah memasuki usia senja, kakek asal Desa Bekonang, Sukoharjo, Jawa Tengah tersebut masih terlihat gigih menjaga dan membersihkan makam.

Siang yang terik itu, Gino terlihat masih kuat mondar-mandir dipanggil peziarah yang datang untuk menanyakan terkait kondisi makam.

Suasana pemakaman TPU Menteng Pulo jelang bulan Ramadan pada Minggu (11/4/2021). (TRIBUNJAKARTA.COM/SATRIO SARWO TRENGGINAS)

Bisa dibilang, kakek bertubuh kurus itu termasuk petugas makam yang paling tua di sana.

Maka tak heran, Gino kini sudah memiliki banyak sekali ahli waris yang meminta makamnya dibersihkan. Sudah ada 100-an lebih makam yang diurusnya.

Baca juga: VIDEO Viral Warga Lagi Nyantai Diserang Sekelompok Remaja Pakai Batu, Membabi Buta Merusak Warung

Baca juga: Bangun Tugu Sepeda Seharga Rp800 Juta, Warga: Fungsinya Untuk Apa? Tidak Tepat

Baca juga: Masjid Raya Jakarta Siap Gelar Salat Tarawih Ramadan 2021

Ia mengaku hafal semua para ahli waris. Makam-makam itu ditandai dengan nama inisialnya berwarna kuning di bagian belakang makam.

"Kalau tulisan GN berwarna kuning di makam, itu saya semua (yg urus)," ujar Gino dengan suara pelan kepada TribunJakarta.com.

Ahli waris membayar jasanya secara bulanan hingga tahunan. Ia tak pernah mematok tarif jasanya untuk membersihkan makam. 

Ia menerima berapa pun uang yang diberikan ahli waris. 

Pergi pulang dari Cilebut

Awalnya, Gino dan istrinya Sa'wanah Said (61) tinggal di kawasan Menteng Dalam, dekat TPU Menteng Pulo.

Kemudian pada tahun 1983, mereka pindah ke kawasan Cilebut, Jawa Barat. Sejak itu, Gino naik kereta api menuju TPU Menteng Pulo untuk bekerja menjadi penjaga makam.

"Mondar mandir naik kereta. Dari Cilebut berangkat jam 8 pagi," terangnya.

Istri Gino, Sa'wanah di TPU Menteng Pulo, Tebet, Jakarta Selatan pada Minggu (11/4/2021). (TRIBUNJAKARTA.COM/SATRIO SARWO TRENGGINAS)

Namun, berhubung menjelang Ramadan, Gino dan Sa'wanah menginap di rumah temannya di dekat TPU. 

Sebab, ia memperkirakan para peziarah sudah berdatangan sejak pagi.

Bisa Kuliahkan Anak

Gino memiliki lima anak. Dari kelima anak itu, anak bungsunya mengenyam bangku kuliah.

Baca juga: Ibu Curiga Ada Ponsel di Plafon Kamar Mandi, Ternyata Ada 51 Video Dirinya di HP Tetangga

Dari pemberian para ahli waris, uang itu dikumpulkan untuk biaya kuliah anak perempuannya yang bernama Lutfi Wulandari (25). 

Pada tahun 2019, Lutfi berhasil lulus S1 jurusan Hukum di Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung berkat hasil keringat ayahnya itu.

Gino mengatakan ia mengeluarkan kurang lebih Rp 7 juta setiap tahun untuk biaya hidup anaknya itu di Bandung.

Selepas lulus, Lutfi sempat diterima kerja di luar kota, tetapi Gino tak setuju. Ia menyarankan Lutfi untuk mencari kerja di Jakarta saja. 

Akan tetapi, anaknya belum mendapatkan kerja karena terhalang situasi pandemi. 

Sa'wanah, yang saat itu sedang menemani suaminya bekerja, menambahkan Gino tak ingin anaknya itu bekerja terlalu jauh.

Untuk mengisi kekosongan waktu, anaknya aktif mengikuti kegiatan di Karang Taruna.

Lutfi sempat menjadi petugas sensus penduduk di permukiman sembari mencari kerja.

"Dia aktif di karang taruna dekat rumah. Sempat jadi petugas untuk mendata warga," ungkapnya.

Anaknya juga memilki cita-cita lain. Lutfi berniat meneruskan kuliah S2 Hukum untuk menjadi notaris. Namun, ia tersandung oleh biaya yang cukup mahal.

"Dia mau S2 juga, pengen jadi notaris katanya sih begitu, dia kerja sembari kuliah" lanjutnya.

Suasana pemakaman TPU Menteng Pulo jelang bulan Ramadan pada Minggu (11/4/2021). (TRIBUNJAKARTA.COM/SATRIO SARWO TRENGGINAS)

Gino ingin mewujudkan cita-cita anaknya itu.

Saat ditanya tentang pendapatannya, ia menjawab bahwa sedang mengumpulkan uang untuk kuliah anaknya itu.

"Di Bandung dia sudah lulus S1. Sudah sarjana hukum, sekarang mau S2. Mau naik ke S2 ini mogok makanya saya tunda," ucap Gino.

Sa'wanah memiliki alasan anaknya harus menempuh pendidikan bangku kuliah. Sebab, zaman dulu dengan saat ini jauh berbeda.

"Jaman dulu enggak harus pendidikan tinggi. Dulu enggak tinggi bisa jadi pegawai bank. Sekarang harus S1," ungkapnya.

Gigih dan Dibayar seikhlasnya

Gino tak pernah mematok tarif jasa kepada ahli waris. Berapapun yang diberikan mereka diterima Gino dengan ikhlas. 

Baca juga: VIDEO Viral Warga Lagi Nyantai Diserang Sekelompok Remaja Pakai Batu, Membabi Buta Merusak Warung

Bahkan, Gino ikhlas ketika ahli waris yang kelihatan mampu, tetapi hanya membayar Rp 30 ribu per tahun untuk biaya perawatan makam.

Karena itu barangkali yang membuat banyak ahli waris memintanya untuk mengurus makam.

"Saya sih enggak pernah patokin. Seikhlasnya aja," ujarnya.

Padahal, banyak penjaga makam yang memasang tarif untuk mengurusi makam.

Keikhlasannya itu malah berbuah cibiran oleh temannya. 

"Ah lo Rp 10 ribu doang malah lo ambil," ucap Gino menirukan suara cibiran itu.

Sosok Gino, penjaga makam di TPU Menteng Pulo, Tebet, Jakarta Selatan pada Minggu (11/4/2021). (TRIBUNJAKARTA.COM/SATRIO SARWO TRENGGINAS)

Namun, ia tak mengambil pusing cibiran itu. Malahan, uang seikhlasnya itu sedikit demi sedikit terkumpul dan bisa menyekolahkan anaknya sampai kuliah.

"Alhamdulilah berkah. Buktinya di sini yang dapet gede-gede uangnya, anaknya enggak disekolahin. Mereka sayang dapet duit, buat foya-foya main cewek. Kalau saya dapat uang buat pendidikan anak," ceritanya.

Sa'wanah mengatakan suaminya itu merupakan orang yang gigih. Meski sudah sepuh, ia tetap ingin bekerja.

"Dia orangnya gigih, kalau disuruh diam enggak mau," lanjutnya. 

Baca juga: VIDEO Viral Warga Lagi Nyantai Diserang Sekelompok Remaja Pakai Batu, Membabi Buta Merusak Warung

Dari hasil bersih-bersih makam, Gino dan Sa'wanah ingin anaknya bisa terangkat derajatnya lewat pendidikan.

"Punya anak (lima), jadi lah setidaknya satu," pungkas Sa'wanah.

Berita Terkini