Sisi Lain Metropolitan

Ngabuburit di Rumah Belanda Keluarga Achmad Soebardjo: Napak Tilas Bapak Pendiri Bangsa

Penulis: Satrio Sarwo Trengginas
Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto sejumlah keluarga besar Achmad Soebardjo. (berdiri dari kiri ke kanan) Nofisa Handayani (cucu), Adi Astuti (cucu) dan Hutomo Said (cucu). (duduk dari kiri ke kanan) Dewi Setiyobudiarti (anak bungsu) dan Laksmi Pudjiwati Insia (anak sulung) saat diabadikan TribunJakarta.com di ruang keluarga pada Jumat (16/4/2021).

Ketika sedang melihat-lihat isi kamar dengan sedikit pencahayaan, Ibu Laksmi datang membawa sebuah piagam gelar pahlawan. 

Gelar Pahlawan Nasional dianugerahkan kepada Achmad Soebardjo pada 6 November 2009. Ditandatangani oleh Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono kala itu.

Baca juga: Rumah Mantan Menlu Bisa Jadi Cagar Budaya, TACB Susun Rekomendasi untuk Anies Baswedan

Ruang Keluarga dan Mini Concert Hall

Saya lalu ditunjukkan ruang keluarga yang bersebelahan dengan kamar kerja. Ruangan ini lebih banyak diisi sejumlah bangku dan meja bundar. 

Tampak depan rumah bergaya kolonial milik Menteri Luar Negeri Pertama Achmad Soebardjo pada Sabtu (17/4/2021). (TRIBUNJAKARTA.COM/SATRIO SARWO TRENGGINAS)

Ada juga sejumlah foto-foto lawas terpajang di atas sebuah meja. Salah satunya foto mendiang Achmad Soebardjo dan istri, Poedji Soebardjo.

Dulu, seingat Pak Hutomo, ruangan ini sempat dijadikan buffet untuk para tamu undangan yang sebagian besar duta besar.

Pak Hutomo kemudian mengajak saya melewati lorong kamar untuk menuju ruangan serba guna di belakang rumah.

Ruang belakang ini sangatlah megah dan luas. Di ujung dinding terdapat sebuah kolam air yang diapit dengan dua buah jendela besar.

Ibu Laksmi mengenang di ruangan ini sering diadakan pertemuan dengan tamu-tamu Achmad Soebardjo. 

Dulu, di sudut ruangan ini terdapat sebuah piano. Laksmi piawai bermain piano sedangkan Achmad Soebarjo cakap bermain biola.

Ibu Laksmi bersama ayahnya sering menggelar konser musik di ruangan ini.

Belajar Kedisiplinan dari Menlu pertama

Mereka berdua mengajak saya kembali ke ruang tamu di depan. Ruang tamu itu awalnya sebuah teras terbuka. Kemudian ditutup oleh pihak keluarga.

Waktu hampir mendekati azan Magrib, tetapi saya, Ibu Laksmi dan pak Hutomo larut dalam perbincangan.

Pak Hutomo mengenang bahwa sosok eyang kakungnya sering berjalan kaki ke luar rumah setiap jam 6 pagi.

Halaman
1234

Berita Terkini