Ketika sedang melihat-lihat isi kamar dengan sedikit pencahayaan, Ibu Laksmi datang membawa sebuah piagam gelar pahlawan.
Gelar Pahlawan Nasional dianugerahkan kepada Achmad Soebardjo pada 6 November 2009. Ditandatangani oleh Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono kala itu.
Baca juga: Rumah Mantan Menlu Bisa Jadi Cagar Budaya, TACB Susun Rekomendasi untuk Anies Baswedan
Ruang Keluarga dan Mini Concert Hall
Saya lalu ditunjukkan ruang keluarga yang bersebelahan dengan kamar kerja. Ruangan ini lebih banyak diisi sejumlah bangku dan meja bundar.
Ada juga sejumlah foto-foto lawas terpajang di atas sebuah meja. Salah satunya foto mendiang Achmad Soebardjo dan istri, Poedji Soebardjo.
Dulu, seingat Pak Hutomo, ruangan ini sempat dijadikan buffet untuk para tamu undangan yang sebagian besar duta besar.
Pak Hutomo kemudian mengajak saya melewati lorong kamar untuk menuju ruangan serba guna di belakang rumah.
Ruang belakang ini sangatlah megah dan luas. Di ujung dinding terdapat sebuah kolam air yang diapit dengan dua buah jendela besar.
Ibu Laksmi mengenang di ruangan ini sering diadakan pertemuan dengan tamu-tamu Achmad Soebardjo.
Dulu, di sudut ruangan ini terdapat sebuah piano. Laksmi piawai bermain piano sedangkan Achmad Soebarjo cakap bermain biola.
Ibu Laksmi bersama ayahnya sering menggelar konser musik di ruangan ini.
Belajar Kedisiplinan dari Menlu pertama
Mereka berdua mengajak saya kembali ke ruang tamu di depan. Ruang tamu itu awalnya sebuah teras terbuka. Kemudian ditutup oleh pihak keluarga.
Waktu hampir mendekati azan Magrib, tetapi saya, Ibu Laksmi dan pak Hutomo larut dalam perbincangan.
Pak Hutomo mengenang bahwa sosok eyang kakungnya sering berjalan kaki ke luar rumah setiap jam 6 pagi.