Sebagai orangtua, Wahyudi hanya bisa mengarahkan. Akhirnya Pandu diterima menjadi anggota TNI AL.
"Ketika mendaftar menjadi tentara, kita semua sadar akan segala resikonya. Apalagi menjadi kru kapal selam, risikonya lebih besar dari kapal permukaan," jelas Wahyudi.
"Ini sudah menjadi ketetapan Tuhan. Kami harus menerima kenyataan, anak kami gugur saat berlayar bersama kapal Nanggala 402," tambahnya. (*)
Baca juga: Curhat Istri Awak KRI Nanggala-402 Sempat Tak Bisa Tidur Kepikiran Suami: Ayo Mas, Kasih Kabar
Berita lainnya tentang KRI Nanggala-402
Sebagian artikel ini telah tayang di Suryamalang.com dengan judul Kisah Sepatu Serda Pandu yang Tak Bisa Dimiliki, Sang Ayah Kenang Awak Kapal Selam KRI Nanggala 402
dan di Kompas.com dengan judul "Baru Menikah 2 Bulan, Istri Awak Nanggala-402: Suami Saya Sudah Tenang di Sisi Allah Bu..."