TRIBUNJAKARTA.COM - Nama Lily Sofia tiba-tiba muncul saat, Munarman ditangkap Densus 88 Antiteror Mabes Polri.
Lalu siapakah sosok Lily Sofia dan hubungannya dengan Munarman?
Tiba-tiba nama Lily Sofia ramai dibahas di media sosial Twitter, Facebook hingga YouTube Kamis pagi 29 April 2021 pagi hingga siang.
Siapa Lily Sofia? Mengapa ramai diperbincangkan seiring dengan nasib Munarman yang ditahan di Polda Metro Jaya Jakarta?
Penelusuran TribunNewsmaker.com, di mesin pencari Google banyak orang mengetik 'Siapa Lily Sofia?'
Di Twitter, nama Lily Sofia juga ramai dibahas.
Demikian juga di Facebook bahkan YouTube.
TONTON JUGA:
Di YouTube, melihat jam atau waktu konten diunggah, memang nama Sofia baru saja trending.
Namun semua konten yang beredar di media sosial belum merujuk pada kepastian siapa sebenarnya Lily Sofia.
Baca juga: Terkuak Alasan Polisi Tutup Mata Munarman Pakai Kain Hitam, Pengacara Nilai Penangkapan Langgar HAM
Muncul juga foto Munarman dan sosok yang disebut-sebut Lily Sofia itu didesain mirip poster film Ada Apa Dengan Cinta dibintangi Dian Sastrowardoyo dan Nicholas Saputra.
Berbagai isu yang beredar di media sosial hingga kini juga belum terkonfirmasi kebenarannya.
Penangkapan Munarman Bukti Jaringan Radikalisme dan Terorisme Bisa Menyusup Kemana-mana
Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Luqman Hakim mengaku terkejut atas penangkapan eks Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI) oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri.
Baca juga: Ucapkan Bravo ke Densus 88 yang Tangkap Munarman, Togar Situmorang: Berantas Teroris Hingga Akarnya
Sebab, tidak disangka Munarman yang pernah aktif di YLBHI, sempat menjadi tim pencari fakta Munir kemudian dicokok oleh Densus 88 atas dugaan keterlibatan kasus terorisme.
"Ternyata dia diduga kuat sebagai tokoh yang menggerakkan jaringan terorisme di Tanah Air," kata Luqman dalam pernyataannya yang diterima Tribun, Rabu(28/4/2021).
Menurut Luqman, keterlibatan Munarman dalam jaringan terorisme merupakan fenomena memprihatinkan.
Ini menunjukkan jaringan radikalisme dan terorisme sudah menyusup kemana-mana.
"Tentu ini mengkhawatirkan. Karena itu, saya lihat sejak tersiar kabar penangkapan Munarman oleh Densus 88 kemarin sore, respons positif, apresiasi dan dukungan masyarakat terhadap Densus 88 luar biasa antusiasnya," ujar Luqman.
Baca juga: Beda Versi Antara Polisi dan Kuasa Hukum Soal Status Tersangka Munarman di Kasus Dugaan Terorisme
Dia menegaskan terorisme merupakan kejahatan luar biasa.
Terorisme merusak kedamaian dan ketertiban masyarakat. Karena itu, Luqman menilai Densus perlu memproses siapapun yang diduga terlibat terorisme. Tentu dengan dasar bukti permulaan yang cukup.
"Densus 88 Antiteror Polri sudah terbukti bekerja profesional, tegas dan tanpa pandang bulu melakukan penindakan kejahatan terorisme di tanah air," kata Luqman.
Luqman menambahkan, karena makin canggihnya teknologi yang digunakan jaringan terorisme, maka peran aktif masyarakat, terutama untuk segera melaporkan jika ada kegiatan atau pihak yang dicurigai di lingkungan sekitar akan sangat membantu Polri.
"Penangkapan Densus 88 Antitetor Polri terhadap terduga teroris Munarman menjadi bukti Polri tidak tebang pilih dalam pemberantasan tindak pidana terorisme," kata Luqman.
Luqman Hakim menilai sikap Polri ini sudah sejalan dengan perintah undang-undang. "Sampai kapanpun Polri tidak boleh tebang pilih. Siapa pun yang terlibat dalam tindak pidana terorisme harus ditindak tegas," katanya. (TribunNewsmaker.com/ *)