Sementara itu, Ahli Forensik Universitas Gadjah Mada (UGM), dr Lipur Riyantiningtyas BS SH SpF mengatakan, potasium sianida adalah jenis racun yang banyak beredar bebas.
Biasanya, racun tersebut digunakan sebagai obat hama atau tikus.
Lebih lanjut, Lipur mengatakan, jika sianida masuk ke dalam tubuh dalam jumlah besar, maka racun itu akan mencegah sel menggunakan O2 atau oksigen sehingga, sel-sel akan mati.
"Dalam jumlah yang kecil, sianida akan menimbulkan gejala mual, muntah, sakit kepala, pusing, gelisah, nafas sesak dan tubuh lemas," paparnya.
Jika sianida masuk ke dalam tubuh dengan jumlah besar, maka akan menyebabkan denyut nadi lambat dan hilang kesadaran.
Baca juga: Istri Boncengan dan Makan Ayam Penyet Bareng Pria Lain, Suami Cemburu Pilih Gantung Diri
"Korban juga bisa kejang, kerusakan paru, gagal napas yan akhirnya akan meninggal. Dosis letalnya 1,5mg/kg berat badan," kata dr Lipur.
Ia menambahkan, dosis letal merupakan dosis yang sudah di ambang batas atas tubuh orang yang mengonsumsi.
Hitungannya, jika si anak memiliki berat badan 30 kg, maka dosis letalnya sekitar 45 gram.
"Si ibu yang juga menyantap sate, kemungkinan dia makan dengan porsi sedikit sehingga, ibu selamat," tambah dr Lipur.
Pertolongan pertama Jika Keracunan Sianida
Berdasarkan lembar keselamatan data untuk bahan KCN, berikut ini adalah langkah-langkah pertolongan pertama yang harus dilakukan apabila keracunan sianida:
Jika terhirup
- Pindahkan korban ke udara segar dan jaga agar tetap nyaman untuk bernapas
- Berikan oksigen atau pernapasan buatan jika perlu
- Jika korban merasa tidak enak badan, segera dicarikan bantuan medis