Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Muhammad Rizki Hidayat
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Penumpang kereta Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta meningkat setelah ada kebijakan Stasiun Tanah Abang tak beroperasi pada pukul 15.00-19.00 WIB, Senin kemarin.
"Memang dari hasil observasi jumlah penumpang di Senin (3/5/2021) kemarin jumlah penumpang mencapai 27.833 orang," kata Plt Corporate Secretary Division Head PT MRT Jakarta, Ahmad Pratomo, saat dihubungi, Selasa (4/5/2021).
"Jumlah ini lebih banyak jika dibandingkan Senin sebelumnya (26 April 2021) dengan jumlah penumpang 25.914 orang," lanjutnya.
Meski begitu, Pratomo menjelaskan peningkatan jumlah penumpang MRT Jakarta tak dapat dikaitkan sepenuhnya dengan kebijakan tersebut.
"Penambahan jumlah penumpang ini tidak bisa langsung dikaitkan karena imbas dari adanya rekayasa pola perjalanan di Stasiun Tanah Abang," jelas Pratomo.
"Karena bisa jadi ada faktor lain yang belum teridentifikasi," tutup dia.
Diberitakan sebelumnya, Stasiun Tanah Abang tidak melayani naik-turun penumpang KRL mulai pukul 15.00 sampai 19.00 WIB, sejak Senin (3/5/2021).
VP Corporate Secretary KAI Commuter, Anne Purba, menyatakan sejumlah perjalanan kereta rel listrik (KRL) pun terdampak.
Seperti KRL lintas Rangkas Bitung dan Serpong yang menuju Stasiun Tanah Abang, hanya berhenti di Stasiun Palmerah.
"Tanah Abang perjalannya hanya sampai dan berawal dari Stasiun Palmerah," kata Anne, saat dihubungi, Senin (3/5/2021).
KRL lintas Bogor hingga Angke pun tidak berhenti di Stasiun Tanah Abang pada pukul 15.00 sampai 19.00 WIB.
"KRL Lintas Bogor, Depok, Nambo, Angke, dan Jatinegara tidak berhenti di Stasiun Tanah Abang," tutur Anne.
"Pengguna di lintas tersebut tetap dapat naik-turun menggunakan alternatif Stasiun Karet, Stasiun Duri, dan Stasiun Angke," lanjutnya.
Di luar waktu-waktu dan lintasan KRL tersebut, kata Anne, layanan KRL tetap berlangsung normal.