Ramadan 2021

Jelang Lebaran, Harga Daging Babi Ikut Melonjak di Pasar Modern BSD, Tembus Rp 160 Ribu 

Penulis: Jaisy Rahman Tohir
Editor: Wahyu Septiana
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Angga, penjual daging babi di Pasar Modern BSD, Serpong, Tangsel, Senin (10/5/2021).

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Jaisy Rahman Tohir

TRIBUNJAKARTA.COM, SERPONG - Komoditas daging babi memang sedang menjadi sorotan, dari mulai olahannya yang masuk pidato Presiden Joko Widodo (Jokowi) hingga harganya yang meroket tinggi.

Seperti diketahui, Presiden Jokowi membuat nama bipang ambawang, makanan olahan babi panggang, viral lantaran ia menyebutkan dalam pidatonya terkait mudik dan alternatif membeli makanan.

Pidato tersebut diunggah dalam video YouTube Kementerian Perdagangan RI 5 Mei 2021 lalu.

Kini, harga daging babi meroket. Hal itu berdasarkan pengakuan Angga,  pedagang daging babi di Pasar Modern BSD, Serpong, Tangerang Selatan (Tangsel).

Harhanya mencapai Rp 160 per kilogram. 

Angga, penjual daging babi di Pasar Modern BSD, Serpong, Tangsel, Senin (10/5/2021). (TRIBUNJAKARTA.COM/JAISY RAHMAH TOHIR)

Angga menyebut harga setinggi itu, menyaingi harga daging sapi menjelang lebaran hang memang kerap melonjak.

"160, ngalahin sapi, delapan kali naik dia," ujar Angga, Senin (10/5/2021).

Harga daging babi terus naik sejak Natal 2020 lalu.

Baca juga: Hukuman Berat Menanti 11 Debt Collector, Keluarga Histeris Lihat Pengepung TNI Digiring ke Tahanan

Walaupun, fluktuasi harga daging babi kerap kali turun setiap Imlek.

"Dari Natal, tahun lalu, belum pernah  turun. Awal masih di bawah 100 ribu per kilogram," ujar Angga.

"Tahun inu doang bang lebaran naik, biasanya abis Imlek turun," tambahnya.

Baca juga: Penuturan Sang Kakak, Kisahkan Pemuda Duren Sawit Meninggal Usai Terima Vaksin Covid-19 AstraZeneca

Baca juga: Kondisi Sapri Pantun di RS Makin Menurun, Istri Curhat Pilu Sebentar Lagi Lahiran: Dia Mikirin Saya

Angga menduga, naiknya harga daging babi karena stok yang menipis. Terlebih Tangsel bukan target utama disttibusi daging babi.

"Medan kan enggak ada babi,  enggak ada ternak, dari Kalimantan ngopernya ke Medan, ke sininya enggak ngoper dia. Meningkat kebutuhannya," pungkas Angga.

Berita Terkini