Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina
TRIBUNJAKARTA.COM, KRAMAT JATI - Tak hanya belikan baju untuk balita Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS), Imam Rosadi bersama rekannya kerap berikan makan untuk Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS).
Imam, sapaannya merupakan petugas Pelayanan Pengawasan dan Pengendalian Sosial (P3S) Sudin Sosial Jakarta Timur.
Sedari tahun 2014 ia menjadi bagian dari Sudin Sosial Jakarta Timur dan masuk dalam tim rescue cepat (TRC).
Selanjutnya, namanya mulai dikenal masyarakat lantaran aksinya yang membelikan pakaian untuk balita yang berusia sekira dua tahun.
Di mana balita tersebut merupakan anak dari seorang ibu yang menderita gangguan mental dan hendak dibawa ke panti sosial.
Lantaran pakaian yang basah, hatinya tergerak untuk membelikan yang baru sebelum diantarkan ke panti sosial.
Meski begitu, hal itu bukanlah satu-satunya yang ia lakukan. Perasaan Imam dan rekan petugas P3S lainnya kerap terenyuh ketika melihat PPKS dan PMKS yang mereka angkut.
Terlebih tugas mereka memang mengantarkan para PPKS, PMKS hingga gelandangan ke panti sosial.
Baca juga: Tempat Percetakan Alquran di Cakung Terbakar, Damkar Kerahkan 11 Unit Mobil Pompa
"Sebenarnya banyak yang membuat tersentuh. Tapi memang yang balita kemarin paling berkesan. Tapi sebenarnya saya dan teman-teman kerap mengeluarkan biaya tak terduga, seperti membelikan para PMKS makan sebelum mereka diantarkan ke panti," jelas Imam kepada TribunJakarta.com, Rabu (16/6/2021).
Hal ini memang rutin dilakukan lantaran PPKS, PMKS dan gelandangan yang terjaring razia kerap belum makan.
Sehingga guna mencegah mereka kelaparan, para petugas selalu membelikan makanan dan bisa mereka nikmati selama perjalanan ke panti sosial.
"Ya sebenarnya itu memang rutin. Saya dan teman pasti tanya 'udah makan belum kamu?'. Jadi kadang dibelikan oleh satu petugas, kadang juga kita patungan untuk beli makan," ungkapnya.
Aksinya viral di media sosial
Sejauh ini Imam memang tak pernah menyangka, bila membelikan pakaian untuk balita PPKS bisa viral di media sosial.
Imam menceritakan mulanya ia mendapatkan laporan adanya PPKS yakni seorang ibu dengan gangguan jiwa dan anaknya yang masih berusia balita.
Keduanya dibawa ke Polsek Duren Sawit lebih dahulu sebelum petugas P3S Sudin Sosial Jakarta Timur datang.
Baca juga: Kasus Covid-19 Melonjak, Tempat Isolasi Mandiri di Kota Tangerang Sudah Terisi 98 Persen
"Kejadiannya sekitar hari Kamis atau Jumat minggu lalu ya. Itu ada laporan dari layanan CRM dan kita tindak lanjuti. Ibunya gangguan jiwa dan ada balitanya. Dibawa ke Polsek Duren Sawit dan saya tiba di sana pas siang hari," katanya.
Setibanya di Polsek Duren Sawit, perhatiannya langsung tertuju pada balita yang belum diketahui namanya ini.
Tertidur pulas di atas meja dengan pakaian basah kuyup membuat hatinya kian gusar.
Pikirannya sudah tak karuan, hingga terbesit dibenaknya balita tersebut seolah anak bungsunya.
"Begitu saya sampai ibunya memang bicaranya sudah ngelantur. Saya lihat anaknya lagi tidur. Itu bajunya sudah basah padahal cuaca di luar panas. Saya enggak tahu kenapa bisa basah tapi saya langsung teringat anak saya yang kecil," ungkapnya.
"Kebetulan anak bungsu saya kembar dan masih balita. Jadi langsung keingetan anak sendiri," lanjutnya.
Tak ingin balita tersebut masuk angin dan sakit, Imam segera melepaskan pakaiannya dan hanya menyisakan diapers atau popok bayi saja di tubuhnya.
Baca juga: Jadwal Liga Inggris 2020-2021 Resmi Keluar: Manchester City Ditantang Tottenham Hotspur
Selanjutnya ia menuju ke Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya II, Cipayung, Jakarta Timur.
"Saya segera buka pakaiannya balita ini. Dia bangun pas saya bukain bajunya, balitanya belum bisa ngomong ya dan sekira dua tahun usianya. Baru saya bawa ke mobil ibu sama anaknya, tapi saya pisah. Takut balitanya di apa-apain sama ibunya yang memang saya lihat sendiri perlakuannya kasar," tuturnya.
Memilih melintasi kawasan Jatiwaringin, tibalah kendaraan Sudin Sosial Jakarta Timur di sebuah toko pakaian di kawasan Pondok Gede, Bekasi.
Tanpa berpikir panjang, Imam bersama rekannya turun dan segera memilihkan pakaian untuk balita tersebut.
Digendong bak anak sendiri, Imam bertanya kepada pegawai di toko terkait pakaian yang pas untuk balita tersebut.
"Saya mampir untuk beli baju. Ya seperti biasa memang tiap kegiatan kita itu ada dokumentasi, jadi saya mikirnya rekan saya sekedar dokumentasi saja dan enggak tahu bakalan viral," jelasnya.
Setelah membelikan pakaian tersebut, ibu yang gangguan jiwa dibawa ke Puskesmas Kecamatan Ciracas untuk menjalani swab test antigen.
Baca juga: Tak Setuju DKI Tarik Rem Darurat, Pimpinan DPRD: Kita Enggak Punya Duit Danai Sektor Kesehatan
Setelah hasilnya dinyatakan non reaktif, ibu tersebut dibawa ke Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya II, sementara anaknya dibawa ke Panti Sosial Balita Tunas Bangsa yang berada di kawasan yang sama.
"Itu memang niat membantu saja. Seperti yang saya bilang, saya justru enggak tahu akan viral. Saya cuma kasian (iba) karena pakaian balita itu basah dan teringat anak saya," ungkapnya.
Berbuah manis, yang dilakukan Imam ini kemudian diapresiasi oleh Sudin Sosial Jakarta Timur dan bisa menjadi contoh bagi petugas yang lain.