"Untuk periode 2021 yang sudah disetuji baru di bulan Januari saja sebesar Rp24,7 miliar, periode Februari - Mei kita mengajukan Rp77 miliar tapi masih proses verifikasi dan belum ada yang dibayarkan" ucapnya.
Baca juga: Emosi, Kadispora Tangsel Nyaris Tonjok Wartawan Saat Ditanya Kasus Korupsi KONI
Baca juga: Anies Baswedan Wajibkan Seluruh Perusahaan di DKI Terapkan WFH 75 Persen
Baca juga: Baru Sehari Diresmikan, Rumah Panggung Warga Kebon Pala Terendam Banjir Satu Meter
Terancam Shutdown
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengatakan, jika dalam waktu dekat tunggakan belum dibayar, dia khawatir operasional pelayanan rumah sakit makin terganggu.
"Karena kalau enggak dibayarkan bisa-bisa dua minggu lagi rumah sakit kita shutdown (tutup) nanti," kata Rahmat di Stadion Patriot Candrabhaga Kota Bekasi, Selasa (22/6/2021).
Rahmat menganalogikan, operasional RSUD Kota Bekasi saat ini tak ubahnya sebuah kendaraan yang nyaris kehabisan bahan bakar.
"Ya udah lah mulai tersendat, kalo bensin sekarang nih tarolah sekarang kan tadinya full, terus sekaranga ada piutang mulai terganggu, lama-lama kan kering, kalo kering kan batuk-batuk nanti," ucapnya.
Keperluan logistik rumah sakit lanjut dia, terus berjalan demi memenuhi kebutuhan pasien di tengah situasi peningkatan kasus Covid-19 di Kota Bekasi.
"lama-lama kalau belum di bayarkan kan engga mungkin ngirim (logistik), kan sekarang semuanya serba ada duit bayar ada duit bayar," tuturnya.
Anggaran daerah penanganan Covid-19 Kota Bekasi lanjut dia, kondisinya juga sudah tak bisa lagi diandalkan lantaran semakin penipis.
Sehingga, anggaran daerah tidak dapat menutup sementara kebutuhan operasional RSUD jika puitang BPJS dan Kemenkes belum dibayarkan.
"Anggaran covid kita sudah tidak ada, makanya kita lagi bikin surat ke Kemendagri untuk melakukan recofusing," tuturnya.