Polemik Unggahan BEM UI Jokowi ‘The King Of Lip Service’ , Kampus: Proses Pembinaan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Postingan akun Twitter BEM UI, menjuluki Jokowi sebagai The King of Lip Service, Sabtu (26/6/2021). Postingan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia mengenai Presiden Jokowi sebagai The King of Lip Service menuai polemik.

Menurut Fahri, sikap rektorat memanggil sejumlah mahasiwa itu layaknya situasi zaman Orba, yang anti-kritik.

"Tahun 1998 Orba tumbang. Rupanya mental orba pindah ke Rektorat UI mengancam mahasiswa. Malu ah!" lanjutnya.

Dia menuturkan, kelemahan zaman Orba adalah kekuasaan absolutnya.

Ia pun berharap, jangan sampai pihak rektorat meniru pemerintahan zaman orba.

"Semua kekuasaan absolut itu berbahaya. Bahkan dalam lembaga agama pun berbahaya."

"Maka agama menyadari kelemahan mental manusia ini. Maka manusia dibatasi. Bahkan nabi dibatasi."

"Jadi kelemahan Orba adalah absolutisme. Itu jangan ditiru apalagi dipuji. Jangan salah baca!," lanjutnya.

Fahri menuturkan, kampus harus menjadi sumber kebebasan mahasiswanya.

Dikatakannya, meski di situasi pandemi Covid-19 yang membelenggu, seseorang boleh berfikir secara bebas.

Lanjut Fahri, kampus merupakan tempat tumbuhnya bibit generasi pemimpin.

"Semoga tindakan Rektorat UI tidak benar. Kampus harus menjadi sumber kebebasan. Masa depan kita adalah kebebasan."

"Meski pandemi membelenggu fisik kita tapi jiwa dan pikiran harus merdeka."

"Kampus adalah persemaian generasi kepemimpinan yang harus terlepas dari pengangkangan!," jelas Fahri.

(TribunJakarta.com/Tribunnews.com)

Berita Terkini